By Christie Damayanti
[caption id="attachment_274439" align="aligncenter" width="561" caption="foto.news.viva.co.id"][/caption]
Sebelumnya :
'Hydrant': Bisakah Warga Jakarta Peduli akan Keselamatan dan Keamanannya Sendiri?
Peduli dengan Adanya Kebakaran? Sepertinya Tidak ......
Tahu tidak, mengapa seringkali jika kebakaran melanda sebuah area di Jakarta tetapi tidak gampang untuk meredakan api? Bukan hanya karena pemadam kebakaran susah dihubungi, atau karena kemacetan melanda atau juga karena ketidak-tahuan warga di are itu untuk memadamkan api, tetapi ada sebuah cara 'P3K' ( pertolongan pertama ) yang tidak banyak warga yang tahu tentang ini.
Aku juga tidak tahu, apakah pemda sudah pernah untuk mensosialisasikannya, atau apakah memang pemda belum pernah melakukannya. Atau malah sebenarnya pemda justru tidak pernah mengadakan 'P3K' ini, sungguh aku tidak tahu. Tetapi ketika aku kuliah di urusan arsitektur, ada mata kuliah penting yaitu 'Utilitas'. Semua yang berhubungan kebutuhan2 kita, bangunan dan ligkungan, tentang listrik, air atau api. Dan juga berhubungan dengan pengadaannya serta menghindari serta penyelamatannya.
Api untuk manusia bisa sebagai teman dan sahabat, tetapi juiga bisa sebagai musuh utama. Cara pengadaan api, aku tidak mau membahasnya, tetapi bagaimana cara untuk memadamkannya jika terjadi kebakara? Satu2nya 'musuh' api adalah air, dan air juga sebenarnya bisa menjadi tema dan sahabat tetapi juga bisa sebagai musuh utama jika terjadi banjir, bukan?
Konsep memadamkan api pun tidak sembarangan. Bahkan di Amerika, ada jurusan khusus untuk belajar untuk memadamkan api jika mau menjadi seorang 'pemadam'. Karena api mempunyai sifat2 yang yang memang khusus, begitu juga air.
Bagaimana 'P3K' untuk pemadaman api? Baik di lingkungan rumah, pekerjaan, perkantoran atau di mall? Bagaimana dengan jika kebakaran di tingkat pemukiman, kompleks atau tempat2 padat warga kota? Apalagi bagaimana jika kebakaran terjadi di pemukiman2 kumuh atau daerah 'slum?'