Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Memang 'Sodetan Sungai' sama dengan 'Sedotan?'

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

139046868030030952

By Christie Damayanti


[caption id="attachment_317712" align="aligncenter" width="620" caption="www.tempo.co"][/caption]

Bikin sodetan?

Seperti membangun kanal ( lihat tulisanku Kanal Hanya Mampu Mengatasi Banjir Sesaat Saja ), sodetan BUKAN untuk mengatasi banjir, apalagi mengatasi banjir Jakarta selamanya. Jika kita membuat beberapa sodetan, atau banyak sodetan pun, sama sekali tidak mengatasi apa2. Tetapi justru memindahkan permasalahan di banyak titik.

Bagaimana tidak? Coba bayangkan. Jika kita membuat sodetan ke titik A dan B, berarti air akan mengalir ke titik A dan B. Dan debit air bertambah ke titik A dan B.

1.       Lalu, apa ada yang yakin bahwa air yang mengalir ke titik A dan B TIDAK AKAN merembes atau meluap ke daerah sekitar titik A dan B, secara 'perhitungannya' sangat cepat ?

2.       Dan tahukah keadaan lingkungan titik A dan B sebelumnya?

3.       Bagaimana dengan infrastruktur disana bahkan bagaimana dengan penyerapannya? Jangan2 sodetan di titik A dan B sebelumnya adalah pengerasan tanpa infrastruktur yang tangguh untuk menerima beban debit air disana?

Ditambah lagi, apakah ada yang sudah memikirkan ( karena sangat cepat, mereka 'memutuskan' untuk membuat sodetan ) tentang sodetan di titik A dan B itu?

4.       Bagaimana dengan cerita tentang 'mengalirnya air', yang seharusnya sesuai dengan hukum alam, bahwa air mengalir dari trmpat tinggi ke tempat rendah. Apakah titik A dan B mampu menggiring air ke tempat sesuai dengan hukum alam? Jangan2 titik A dan B justru lebih tinggi dari titik awal, dan air berbalik ke titik awal .....

5. Dan INGAT! Bahwa alam sudah mempunyai alurnya sendiri. Jika alur alam diubah manusia, membuat alam akan 'marah' dan menjadi 'seenaknya' saja!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline