Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Jadi? Sampai Berapa Tahun, Jakarta Akan Terkepung Banjir?

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390191845517869732

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_317042" align="aligncenter" width="572" caption="www.republika.co.id"][/caption]

Jadi? Mau berapa kali lagi kita harus mengalami banjir? Sampai tahun berapa Jakarta terkepung banjir?

Ketika aku sadar bahwa Jakarta benar-benar 'salah' dalam me-manage kotanya lewat banyak hal, ketika itu pula aku ingin sekali ikut urun rembug untuk Jakarta lebih baik. Mulai lulus S1 dan melanjutkan ke S2, di mana thesis ku benar2 meneliti dan sedikit solusi dalam manajemen kota Jakarta lewar berbagai aspek secara fisik kota, secara aku adalah seorang arsitek.

Begitu pun lewat banyak diskusi dengan papa almarhum, sebagai salah seorang mantan pejabat pemda Jakarta yang memang juga sangat peduli dengan kota kita. Dalam ribuan kali diskusi kapan dan dimanapun, papa mampu membentuk pemikiranku untuk 'berjuang' bagi Jakarta lewat apapun yang bisa aku lakukan.

Dan ketika aku sakit ini, aku lebih bisa berkata2 banyak lewat puluhan tulisan untuk mencoba 'memperbaiki' konsep pembangunan fisik Jakarta, salah satunya tentang banjir.

Dari konsep2 dalam menangani banjir kota, kesaksian2 yang aku alami selama (pernah) rumahku terendam banjir se-pangkal paha lebih dari 1 minggu, sampai keinginanku untuk menciptakan 'Jakarta Baru' bersama dengan tim Jokowi-Ahok dan semua warga Jakarta.

*** Tentang banjir. Berulang kali bahkan puluhan kali aku menulis tentang banjir. Bahwa jika kita dalam kepungan banjir, sepertinya semuanya ingin melakukan apa saja untuk bisa kelur dari masalah tersebut. Tetapi ketika musim berganti dan banjir sudah selesai serta cuaca sudah terang benderang, kita semua LUPA (atau 'melupakan' diri?) untuk tahun depan tidak kebanjiran lagi... dan pada akhirnya, musim banjir datang lagi dan Jakarta terkepung banjir lagi, dan itu terus terjadi sejak dahulu.

Aku mencintai Jakarta, dengan berbagai masalahnya. Aku dilahirkan di Jakarta dan sepertinya enggan pindah ke lain kota. Walau kemanapun aku mau berpindah, aku bisa lakukan, tetapi itulah kecintaanku tentang Jakarta.

Tetapi jujur, aku juga harus mengatakan bahwa Jakarta benar2 'bobrok' dalam arti yang sebenar2nya. Khususnya secara fisik kota, dimana aku hanya menerti secara fisik. Untuk non-fisik, aku tidak akan 'mencampuri' permasalahan mereka. Sejak secara fisik papa almarhum pensiun tahun 1995 yang lalu, berangsur Jakarta 'menimbun' permasalahan-permasalahan yang semakin lama semakin menggunung, khususnya tentang banjir. Coba lihat artikel2ku tentang banjir di bawah artikel ini.

Banjir di Jakarta beberapa tahun belakangnan ini, mmang salah satunya adalah CURAH HUJAN yang luar biasa tingginya. Itu adalah 'force majour', tidak disangaka-sangka dan tidak ada yang bisa menangkalnya. Itu adalah Kuasa Tuhan. Dan kita manusia tidak akan bisa menghalaunya. Bahkan 'modifikasi cuaca' pun, aku sangat yakin akan menuai akibatnya. Karena menurutku, alam akan melakukan semuanya jika 'diganggu'. Artinya, alam adalah karya Tuhan. Ketika Tuhan sudah menciptakan alan dengan luar biasa baiknya, dan manusia semena-mena merusak alam, maka alam akan 'menunaikan' kegiatannya sesuai dengan kuasa Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline