By Christie Damayanti
[caption id="attachment_192649" align="aligncenter" width="639" caption="pcauthoruty.com.au"][/caption]
Di dunia maya, menurut yang aku tahu bahwa remaja sangat rentan terjerat aksi 'cyberstalking' ( penguntit di dunia maya ) di internet. Remaja merupakan 'mainan' bagi mereka dalam mencari mangsa. 'Cyberstalking' bisa berujung pada tindakan pelecehan, rayuan, pornografi atai pesan2 vulgar, atau juga bisa mengancam, finah, juga sampai dengan 'cyberbullying'. Dan para penguntit dunia maya ini bukan hanya di dunia internet saja, tetapi di ponsel atau smartphone yang lainnya. Motivasinya, sangat beragam, mulai dengan mereka memang ingin 'mendapatkan' remaja2 tersebut guna iseng, tetapi bisa juga karena marah, atau balas dendam, atau juga ingin 'mengontrol' dan mengatur remaja tersebut.
[caption id="attachment_192651" align="aligncenter" width="300" caption="blogs.seattleweekly.com"]
[/caption]
Jangankan anak2 atau remaja, orang dewasapun sebenarnya 'ketakutan' jika diikuti oleh penguntit, bukan hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Biasanya, para 'cyberstalking' selalu 'anonim' ( tanpa identitas dan tidak tahu keberadaannya ). Jika di dunia nyata, mungkin polisi bisa 'mengendus'nya untuk menangkap si penguntit. Tetapi jika di dunia maya, internet memberikan peluang pagi para penguntit untuk berkeliaran bebas dalam menjalankan aksinya. Para penguntit sering kali melakukan tindakan ekstrim karena mereka agak sulit terlacak ( walaupun tetap bisa terlacak ) dan sulit terdeteksi.
[caption id="attachment_192652" align="aligncenter" width="300" caption="aboutcyberstalking.wordpress.com"]
[/caption]
Sedikit mengamati setelah aku ber-internet selama beberapa tahun, bahwa beberapa penyebab utama kita dan remaja2 terjebak 'cyberstalking', misalnya :
1. Terlalu mudah mengungkap informasi pribadi
Pertama kali aku ber-internet, sekitar 5 - 6 tahun lalu, aku belum mengerti bahwa data2 kita tidak untuk disebarkan di dunia maya. Pun, ketika aku berhubungan dengan mitra2 kerjaku, sebaiknya data2 pribadi kita tetap harus diberikan langsung kepada mitra kerja dan tidak melalui internet.
Dan kenyataannya, orang2 dewasa umumnya sudah sadar dengan pencurian identitas dan keamanan online. Tetapi untuk remaja, cenderung kurang peduli dan sangat mudah mengungkap nomor telpon atau pin bb, seperti yang aku baca di fb anak2ku dan teman2nya. Mereka sering posting nomor telpon dan pin bb ( juga anakku sendiri ) di FB. Mereka sering minta add dengan memberikan pin bb mereka.
Belum lagi jika aku ke FB teman2 anak2ku, mereka dengan gampang share nomor telpon dan alamat rumah, dan mereka tidak mengerti, 'penjahat2 dunia maya' akan terus mendatanginya ..... Termasuk banyak diantara mereka justru melampiaskan uneg2 hati mereka sambil 'memaki2' teman2nya di dunia maya, di FB atau di tweeter. Foto2 mereka juga sering sembarangan, dengan misalnya, berdandang ala wanita dewasa, yang akan menempatkan mereka pada posisi yang lebih beresiko untuk 'cyberstalking' dan cyberbullying.