Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

'Woman on Top', Siapa Takut ???

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337664509687353557

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_189714" align="aligncenter" width="572" caption="thepersonaldevelopmentcompany.com"][/caption]

Siapa bilang wanita tidak bisa menjadi boss? Siapa bilang dunia bekerja di 'pegang' oleh kaum pria? Siapa bilang waniat tidak disegani oleh kaum pria dalam bekerja? Dan siapa bilang wanita tidak bisa menjadi pemimpin negara?

Setelah konsep emansipasi era Kartini, kaum wanita Indonesia mulai berlomba dengan kaum pria. Semua pekerjaan yang dulunya hanya diminati oleh pria, sekarang wanita banyak yang melakukannya. Seperti aku, sebagai pekerja lapangan, aku berada di dunia kaum pria, dan justru dengan 'kehalusan' gerakan2 dan pemikiran wanita, pekerjaan di lapanganpun bisa lebih baik, bisa tidak sampai 'baku hantam' dan justru wanita bisa membuat kerja sama antar tim lapangan dengan 'smooth' dan lancar .....

Sedikit sharing tentang wanita bekerja yang ingin menjadi pemimpin, mungkin bisa berkenan untuk sahabat2 wanita :

1. Kenali tim

Jika kita sudah diberi kepercayaan dari atasan kita untuk menyelesaikan tugas2 kita, kita harus 'mengenali' tim kerja untuk terus berdiskusi dan me'manajemen'kan tim. Berbagi tugas ( jangan semuanya mau dipegang sendiri ) dan memonitor anggota tim satu demi satu. Intensif jika memang tugasnya banyak serta berusaha untuk saling mendukung, apaalgi kita yang diberi tugas untuk menyelesaikan tugas2 itu.

Jika kita tidak mengenali anggota tim, apalagi justru 'memusuhi' mereka, tugas itu pasti tidak akan selesai. Kalau pun selesai, hasilnya tidak maksimal. Dan sebagai pemimpin, kita harus mempunyai 'sense' untuk tim kita supaya mereka nyaman bekerja sama dengan kita.

2. Ambil resiko

Biasanya, kita segan untuk 'keluar' dari zona nyaman kita. Kita tidak mau ambil resiko untuk menjadi 'seorang yang lain' dalam diri kita. Misalnya, jika sudah di posisi yang nyaman dalam pekerjaan kita, kita akan malas untuk berusaha dan malas untuk 'memimpin' tim yang dibuat atasan kita, karena biasanya kita ingin bekerja biasa saja. Biasanya kita pulang jam 6 sore, tetapi jika harus memimpin tim, mungkin kita bisa pulang jam 9 malam, karena biasanya boss kita untuk laporan akan memberi waktu kita diatas jam kerja, seperti tim kami di banyak proyek.

Wanita tetap bisa bekerja di atas jam kerja, asalkan tidak mengganggu komunikasi dengan keluarga. Seperti aku sebelum sakit, walau aku selalu pulang malam bahkan sampai pagi jika dealine, aku selalu menyempatkan diri untuk telpon, sms atau bbm dengan anak2ku dan selalu menyediakan waktu paling tidak 1 hari untuk bercengkerama dengan mereka. Dan yang jelas, bahwa aku tidak menyarankan anak2 yang masih terlalu kecil ditinggal mamanya untuk bekerja. Jika memang ingin meniti karier sebagai atasan, tunggulah jika anak2 sudah bisa 'dilepas' dan tetap dalam pengawasan keluarga, seperti aku, yang selalu meminta tolong kepada orang tuaku untuk mengawasi anak2ku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline