Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Berdandan ala Mama .....

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13352538441341495452

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_183986" align="aligncenter" width="600" caption="gresnews.com"][/caption]

Beberapa minggu belakangan ini, ada seorang teman waktu sekolah, menghubungiku lewat telpon rumah. Rupanya, temanku itu masih menyimpan nomor rumahku, secara aku memang dibesarkan di rumah ini oleh orang tuaku. Pertama, dia berbasa basi jaman kami masih di sekolah dasar, dan kami baru mempunyai telpon rumah, dan dia sering menelponku dari rumahnya. Telpon kedua, meningkat, dia, sebutkan saja Amie, mencurahkan hatinya tentang keluarganya, bahwa dia sudah angkat tangan dengan seorang putrinya, yang baru duduk di kelas 2 SMP, dengan kenakalannya sebagai remaja putrid yang sangat senang berdandan .....

Cerita itu meningkat lagi, lagi tentang putrinya yang senang berdandan, sebut saja Ashley, yang katanya adalah seorang putri yang sangat 'mendandani' dirinya sebagai 'ratu kecantikan'. Maksudnya adalah, Ashley, yang memang sudah cantik ( aku melihat foto dirinya di FB ), selalu berdandan dengan heboh, yang sebenarnya juga seheboh mamanya. Tetapi Ashley kan masih SMP? Tidak pada tempatnya, dia berdandan seperti itu. Ya, dengan penampilannya, aku melihat sebagai wanita berumur akhir 20an, bukan sebagai remaja berumur 14 tahun! Ashley seumur dengan Michelle, yang hampir 14 tahun! Hmmmm .....

Lalu aku tercenung. Aku buka FB teman2 anak2ku dan lebih jauh lagi, foto2 remaja putrid di tempat yang lain. Beberapa memang seperti remaja pada umumnya, seperti anakku yang mulai genit, tetapi sangat memancarkan khas ke-remaja-annya. Tetapi ada beberapa yang benar2 aku katagorikan sebagai 'remaja kebablasan!'. Banyak remaja2 putri yang sudah bermake up tebal, setebal mamanya, atau berdandan heboh seheboh mamanya!

Aku tersenyum sendiri. Ya, aku sangat menyadari, bahwa orang tua adalah cerminan anak2nya. Sekelebat, aku mengingat, anak2 temanku, adalah cerminan dari orang tuanya, juga anak2ku. Ada temanku yang memang cantik. Kulitnya putih, berdandan menarik. Ketika dia membawa anaknya berjalan2 di mal dan bertemu denganku, aku juga melihat anaknya berdandan minimalis ala mamanya, tetapi sangat menawan, sampai aku menatapnya terus. Pasti mereka melihat bahwa aku koq ga berdandan? Hehehe .....

Lalu, ketika aku melihat teman yang lain di sebuah mal, 2 bulan lalu, berjalan dengan putrinya, kehebohan terjadi di sebuah mal. Dengan gayanya 'bak seorang model', si putri itu melenggang didepan mamanya, yang memang juga berlenggok seperti dayang2nya. Sambil tertawa, aku memeluk temanku itu ( yang memang sudah lama tidak bertemu ), seraya meledek karena anaknya meninggalkannya .....

Cerita yang terakhir adalah aku, yang sangat berbeda dengan teman2ku, yang memang suka berdandan, sebagai wanita dewasa. Karena anakku, Michelle, dididik sebagai anak 'preman proyek' sejak kecil, diapun mengikuti ke-tomboy-anku. Sampai sekarang pun, aku sebagai mama, tetap memakai celana panjang, bahkan celana pendek dan kaos, untuk keseharian kami. Bahkan, aku tidak pernah berdandan sendiri, kecuali pengantin saudara, itupun ada yang mendandani. Alat2 make up ku hanya bedak bayi, lipstik tipis dan parfum yang segar, tanpa yang lain, seperti eye shadow atau pemulas pipi ( karena kulitku putih dan aku mempunyai 'alergi' di kulit wajahku, pipiku pasti memerah jika panas, dingin, marah dan sedih, jadi ga usah memakai pemulas pipi, hihihi ... ).

Sebenarnya,  sebagai seorang wanita ( apalagi sudah dewasa ), berdandan sih, sah-sah saja, untuk menambah 'nilai' kecantikan diri, juga untuk penampilan dan percaya diri. Apalagi sudah bisa mencari uang sendiri, karena alat2 berdandan cukup mahal. Tetapi jika anak2 kita? Jangankan alat2 bedandan yang mahal, untuk makanpun mereka masih mengikuti orang tuanya, bukan?

Sebelum aku sakit, aku pernah ke rumah temanku dengan putrinya, yang seumur dengan Michelle. Rumahnya biasa2 saja, cenderung kecil dan aku melihat kehidupannya juga biasa2 saja. Tetapi begitu aku melihat kamar putrinya, aku tertegun. Sebuah kamar remaja putri, khas dengan cat putih dan pernak-pernik pink nya, dan boneka2 bertumpuk, serta alat2 berdandan yang lengkap, dengan barang2 bermerk! Kontras dengan keadaan rumahnya! Ada yang aneh ..... Dan ketika temanku mengajak ke kamarnya, tidak ada peralatan berdandan yang menonjol .....

Sedikit bingung aku melihatnya, ketika aku duduk di tempat tidurnya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline