Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Fenomena 'Anak Gaul' 7-Eleven

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1332422177617639915

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_177812" align="aligncenter" width="591" caption="justoemar.wordpress.com"][/caption]

Siapa yang ga tahu '7-11 ( seven-eleven )?'. Jangankan orang muda, asisten2 rumah yang note bene mungkin tidak pernah melihat saja juga tahu koq, karena 'junjungan' atau anak2 majikan mereka sering bercerita tentang itu, seperti anak2ku, anak2 ABG. Bahkan, hanya membeli minum saja, anakku bela2in kesana karena katanya mereka 'anak gaul'.

Ketika aku pertama kali melihat 7-Eleven adalah di Amerika, sebuah koto kelontong yang kepemilikannya sekarang dipegang oleh Seven & Holding Co, sebuah perusahaan Jepang. Kami sedang mengisi bensin ( adikku tinggal disana ), 7-Eleven adalah minimarket pendamping pompa bensin. Mini market ini hanya kecil dan sampai sekarang tetap seperti itu, tidak mempunyai meja kursi dan payung2 ala cafe seperti di Jakarta. Memang benar, di Amerika 7-Eleven mempunyai pojok kopi, dimana disana pendamping pompa bensin pasti buka 24 jam sehingga mereka menyediakan air panas dan menyediakan kopi atau the untuk orang2 dari / ke luar kota. Dan 7-Eleven disana benar2 merupakan tempat membeli kudapan2 iseng untk teman menyetir mobil sepanjang hari.

Di Amerika, 7-Eleven tidak selalu pendamping pompa bensin, tetapi tetap merupakan minimarket yang berdiri sendiri dan tidak membuat konsep cafe2 terbuka seperti di Jakarta. Pengunjungnya lumayan banyak, secara disana memang tidak banyak yang membuka 'toko kelontong', tidak seperti di Jakarta, yang mungkin setiap 100 meter terdapat mini market seperti ini .....

7-Eleven didirikan sejak tahun 1927 di Dallas, Texas. Dan sejak tahun 2004, 7-Eleven sudah menyebar di 18 negara, termasuk Indonesia, sebuah negara yang sekarang sedang 'eforia globalisasi, termasuk anak2 mudanya. Fenomena 7-Eleven merupakan fenomena 'anak gaul' .....

13324224541405150297

1332422500808988741

7-Eleven di Amerika. Di suburb, 7-Eleven khas seperti ini, bangunan khusus dan tunggal ( foto-1 ). Di downtown, lebih seperti yang foto-2, beberapa toko yang saling bersebelahan.

Bagaimana dengan 7-Eleven di Indonesia? Konsep 7-Eleven yang diusung disini bukan seperti di Amerika. Mereka mulai buka di Jakarta, kalau tidak salah aku masih duduk di bangku SMP, di jalan Woltermonginsidi, di pojok jalan Ciranjang. Dan setelah itu, 7-Eleven tidak berkembang di Jakarta. Baru sekirtar 1-2 tahunan ini, 7-Eleven mulai di 'upgrade', bukan sebagai sekedar mini market saja, tetapi midi bahkan maxi market dengan cafe yang menyediakan snack dan makanan pagi yang duigemari oleh anak2 muda, termasuk anak2ku.

Jujur, aku bingung, mengapa mereka suka kesana? Padahal, jika diamati, apa yang luar biasa? Makanannya standard, hanya roti atau kue atau kadang2 nasi goreng dan minuman gaul seperti 'chocolate', capucinno atau mocca. Minumannyapun walau memang gaul, tidak ada merek tertentu, kecuali minuman khas 7-Eleven, Slurpee ( minuman es dengan rasa buah ). Dan yang jelas sedikit mahal. Tetapi justru anak muda itu sangat menggemari 7-Eleven. Mengapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline