By Christie Damayanti
[caption id="attachment_139816" align="aligncenter" width="637" caption="chinahightlight.com"][/caption]
Survey pekerjaan atau jalan2 dimana saja, pasti tetap saja belanja, walau tidak gila2an seperti khusus untuk 'wisata belanja' yang sering ditawarkan oleh banyak travel biro. Bukan karena aku tidak suka belanja, tetapi lebih karena dananya tidak mencukupi, lebih baik untuk pergi lagi ke kota2 atau ke negara2 yang lain .....
Setelah beberapa hari riset dan survey sambil berwisata di ShenZhen ( lihat tulisanku ..... ), beberapa dari kami ingin memuaskan dengan wisata belanja, karena ShenZhen termasuk surga belanja. Barang2 di Shenzhen, terkenal murah dan ada sebuah perbelanjaan grosur disana seperti di Mangga Dua, disebut 'Lowu Market'.
Kota ShenZen adalah sebuah kota yang terdekat dengan Hongkong, sekitar 45 menit naik kereta yang berangkat sekitar 30 menit sekali dari Stasiun Hum Hong. Walau agak aneh, kami tetap harus melewati pemeriksaan imigrasi ( dan harus ada visa, walau visanya cepat dan gampang sekali didapatkan ) dari Hongkong ke Shenzhen atau sebaliknya, padahal Hongkong merupakan kota yang sudah masuk di wilayah China.
Secara fisik, 'Lowu Market' memang sangat mirip dengan pusat perbelanjaan grosir ITC Mangga Dua atau ITC Cempaka Mas. Ya, maklumlah, konsep pusat perbelanjaan grosir memang tidak melihat bangunannya, tetapi barang2nya yang dijual. Barang2 itu beraneka ragam, mulai dengan produk fashion seperti baju, tas, sepatu sampai barang2 elektonik buatan China. Dan, seperti biasa - seperti di Jakarta juga - sebagian besar barang2 itu adalah palsu atau tiruan KW 1 sampai KW 3, bahkan yang sangat murah.
Nah, ini yang serunya. Jika kita berbelanja di Lowu Market, dan mereka tahu bahwa kita adalah turis, pasti kita di 'getok', apalagi jika kita tidak diantar oleh teman yang bisa berbahasa China ..... makanya, waktu itu kami khusus 'menyewa' tour guide dari hotel dan cewe. Karena jika cowo, pun dia tidak bisa menawar dan cowo2 ShenZhen umumnya juga tidak mau menjadi tour guide khusus untuk berbelanja !
Hari pertama aku berwisata belanja di Lowu Market
Hmmmmmm ....... Walau secara fisik dari luar seperti ITC di Jakarta, tetapi interiornya berbeda jauh. Lebih teratur, bersih dan rapi, walau teriakan2 penjualnya sama saja seperti di Jakarta. Kami mula2 jalan bersama2 sambil melihat2 saja. Masing2 memberi pendapat tentang barang2 yang ingin kami beli. Tetapi ternyata kami memang harus berpisah karena apa yang kami inginkan berbeda satu sama lain. Ada yang ingin baju, sepatu, tas atau mainan anak2 bahkan mencari hanphone. Beberapa temanku memang bisa berbahasa China dan setelah tour guide kami memberikan conthon 'bagaimana kami menawar dengan cerdas', dan mencontohinya, kami berpisah. Aku dan beberapa yang sama sekali tidak bisa bahasa China, harus tetap didampingin oleh si tour guide.
Mula2 aku mencari beberapa produk fashion untuk oleh2 dan untuk aku sendiri. Sebenarnya, aku jarang aku berbelanja produk fashion, maklum aku memang tomboy dan kehidupaku hanyak dari proyek ke proyek lain, tidak perhah atau jarang 'memamerkan' barang2ku di pesta, misalnya. Bahkan, hang-out pun tetap memakai celana panjang dan kemeja setelah usai bekerja. Tetapi, ternyata aku sangat tertarik dengan produk2 fashion itu, terlebih barang2 khas dan desain China, seperti baju2 yang di bordir dengan benang warna-warni diatas warna2 gelap, sangat mengagumkan. Harganya berkisar sekitar ( sudah di rupiahkan ) 200rb sampai 300rb per-potong, menurutku. Aku tahu, baju ini merupakan tradisi seni keluarganya, tidak dijual di toko lain. Seni adalah seni, bisa berharga mahal, tetapi bisa juga tidak berharga sama sekali, seni adalah tercipta dari sebuah kreatifitas, dimana di sisi merupakan produk baju yang sangat indah .....
Tetapi, ternyata mereka menawarkan dengan harga gila2an, sampai 1jt - 2jt per-potong ! Walau kainnya memang bagus, walau bukan sutra. Aku tersentak, dan mulai menawar, aku belajar menawar dengan si tour guide. Dia menawar 50% nya. Aku masih berpikir,