Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Sebenarnya Banyak Konsep Keamanan dan Kenyamanan JPO Bagi Pejalan Kaki di Jakarta

Diperbarui: 31 Juli 2018   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (fido.palermo.edu)

Seperti pedestrian, jembaran penyeberangan orang ( JPO ) di Jakarta, sudah berubah fungsi, salah satunya sebagai tempat untuk pedagang kaki lima, tempat tidur bagi 'gepeng' atau untuk iklan bagi beberapa perusahaan dalam mengiklankan produknya, karena JPO memang titik yang nyaman untuk membaca bagi pengendara mobil atau pejalan kaki.

Fungsi JPO sendiri merupakan fasilitas bagi pejalan kaki untuk menyeberang di tempat yang lalu lintasnya ramai, serta untuk menyeberang di jalan tol, jalan kereta api atau menyeberang dari bangunan satu ke bangunan yang lain, sehingga antara manusia dan kendaraan secara fisik terpisah demi keselamatan manusianya. Yang baru, JPO adalah untuk memberikan kemudahan akses menuju tempat pemberhentian bis Trans Jakarta, serta untuk kemudahan bagi penderita cacat.

Sebenarnya, JPO selain berfungsi untuk menyeberang, ternyata bisa juga menjadi aksesoris city planning ( streetscape ), walau tidak memfokuskan untuk estetikanya, tetapi tetap bisa membuat JPO sebagai 'point of interest' bagi pengguna jalan raya ( pengendara dan pejalan kaki ), karena sangat arsitektural. 

Beberapa variabel yang akan mempengaruhi JPO, adalah kepadatan lalu lintas, lebar jalan, lokasi, aksesibilitas serta yang terpenting adalah penegakan hukum bagi pelanggar yang tidak melalu JPO padahal sudah terpasang marka 'Dilarang Menyeberang' ... dan menurutku, di Indonesa ini yang sangat sulit .....

Bagaimaa membuat JPO enjadi tempat penyeberangan yang nyaman bagi penyeberang, khususnya di Jakarta? Ah .... ini yang tersulit, menurutku, secara konsep JPO sebenarnya sudah sangat jelas, baik di Jakarta atau di seluruh dunia. Konsep JPO inilah yang harus ditaati, tetapi kita semua tahu, bahwa di Indonesia khususnya Jakarta, jika 'ada peraturan itu untuk dilanggar', bukan peraturan untuk ditaati. 

Banyak petugas negara melakukan penertiban bagi pegadang kaki lima yang selalu menggelar dagangannya di atas JPO, ataupun melakukan penertiban bagi para 'gepeng' untuk segera pindah, ditambah lagi para pengguna jalan yang jelas2 menyeberang tidak di JPO, tetapi berbondong2 menyeberang di jalan raya, padahal sangat ramai ..... tetapi warga Jakarta tetap melakukannya ..... ckckckckck .....

pinterest.co.uk/rochelimit/

Ketidaknyamanan pejalan kaki di JPO, termasuk adanya copet serta orang2 yang memanfaatkan JPO yang tidak pada tempatnya.

http://benartahu.blogspot.com

sebuahtips.blogspot.com

Bahkan ada yang meluki di JPO. Lihat, mereka menyeberang di jalan ramai, walau di dekatnya ada JPO.

Walau demikian, dari kalangan 'urban and city planning' tetap membuat konsep2 dan rancangan untuk JPO menjadi tempat yang nyaman bagi pengguna jalan, termasuk aku, walau aku hanya menulis dan berdiskusi dengan beberapa orang saja yang benar2 peduli tentang kota kita .....

Mungkin tidak tepat jika aku 'memaksakan' kehendakku untuk membuat sebuah konsep JPO. Dimana sebenarnya bagi pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di JPO atau bagi para 'gepeng' yang tidur disana, karena sebenarnyta aku sangat mengerti tentang konsep 'humanisme'. 

Yang jelas, Jakarta memang sudah tidak pantas bagi warganya karena terlalu padat dan pemda tidak bisa ( atau tidak mau? ) mencarikan solusi bagi masalah tersebut. Bagiku, itu adalah soal yang lain, secara aku memang tidak bisa berbuat apa2. 

Bagiku sendiri, sebagai arsitek 'urban and city planning', konsep2 apapun yang berhubungan dengan perencanaan dan tata kota, adalah baik, sepanjang sudah merupakan standard dunia serta 'pakem' bagi Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline