By Christie Damayanti
[caption id="attachment_167399" align="aligncenter" width="615" caption="hellomagazine.com"][/caption]
Aku baca Kompas cetak pagi ini, Selasa 31 Januari 2012. Dikatakan, bahwa King Carl Gustaf XVI akan datang berkunjung ke Indonesia, ke Jakarta dan Yogyakarta. Beliau akan berdiskusi dengan Presiden SBY dalam hal kepramukaan, ekonomi serta tentang lingkungan. (Kompas,30/1).
Aku tersenyum. Pikiranku melayang, mengingat masa lalu ketika aku masih duduk kelas 5 SD. Waktu itu, aku sedang senang2nya berkorespondensi dengan sahabat pena serta dengan pembesar2 negara ( lihat tulisanku Bermula dari Sahabat Pena, Aku 'Berteman' dengan Para Pembesar Banyak Negara , Lima Sekawan, Imajinasi Masa Kecilku : 'Berkelana' dengan Membaca dan Menulis Surat , 'Persahabatanku' dengan Mickey Mouse : Kekuatan Mimpi dan Kenanganku Terhadap Putri Diana Lewat Balasan Suratku ..... ), dan diantaranya, adalah Raja Carl Gustaf XVI, serta istrinya, Ratu Silvia.
Ya, Raja Carl Gustaf XVI adalah seorang raja dari Kerajaan Swedia. Beliau lahir di Solna tanggal 30 April 1946, adalah Putra Mahkota dari Pangeran Gustaf Adolf yang hidup dari tahun 1906 sampai 1947, dengan ibunya yaitu Putri Sibylla ( 1908 - 1972 ). Raja Carl Gustaf sendiri naik tahta pada 15 September 1973, setelah kakeknya meninggal dunia. (Wikipedia).
Masa kecil Carl, hidupnya tidak terlalu bahagia. Carl tumbuh tidak dengan pribadi ayahnya karena ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat di Copenhagen, Denmark tanggal 26 Januari 1947 sewaktu Carl baru berumur 9 bulan, dan berada dalam garis pewaris tahta di belakang kakeknya.
Dengan masa kecil tanpa tahu ayahnya, Carl tumbuh menjadi pewaris tahta yang tidak 'terpedulikan' kehidupannya sebagai seorang anak yang sudah tidak punya ayah lagi ( dahulu ibunya serta pengadilan Kerajaan Swedia yang keras, tidak mempertimbangkan kebutuhan emosianal sebagai seorang anak ), sehingga di dalam hampir semua pidatonya, Carl sering menunjukkan perasaannya. Belum lagi jika Carl diwawancarai ......
Carl sudah berusah berusia 7 tahun ketika dia diberitahukan bahwa ayahnya sudah meninggal, sehingga Carl berusaha untuk mengatasi keadaan emosi dirinya karena tidak mempunyai ayah dan tidak memiliki memori sama sekali tentang ayah dan keluarganya. Bisa dibayangkan, ketika kita tidak tahu sama sekali tentng keluarga kita ( dalam hal ini adalah ayahnya ), pasti kita akan 'mencari' jati diri kita untuk mengisi kekosongan diri kita .....
Di keluarganya, Carl adalah pria yang memiliki hobi pramuka atau kegiatan penjelajahan serta memiliki koleksi mobil cepat dan mewah. Carl menikah dengan Ratu Silvia dan sudah menikah lebih dari 30 tahun, mereka menjadi contoh di Swedia sebagai pasangan yg perniahannya berbahagia. Tetapi dalam buku biografinya yang berjudul "The Reluctant Monarch" yang terjual hingga 20 ribu kopi pada hari petama, Swedia tersentak dengan cerita mengenai kehidupan rahasia Carl, yang selalu berusaha menutup skandal itu selama bertahun2, sehingga tak ada berita memalukan yang beredar dan melibatkan namanya.
Ckckck ..... sejak dulu aku memang suka dentan kehidupan keluarga kerajaan Eropa, sehingga aku selalu mengirimkan surat untuk mereka dengan harapan mendapat foto dan tanda tangan mereka di atasnya.