By Christie Damayanti
[caption id="attachment_167658" align="aligncenter" width="636" caption="Illustrasi - imapasbar.blogspot.com"][/caption]
Apa bedanya kita menunggu delay pesawat di airport di luar negeri dengan di Indonesia? Hayoooooo ...... Hmmmmmm, yang jelas, kegiatan menunggu apapun dan diamapun tetap sebuah kegiatan yang membosankan. Tetapi apapun itu, kegiatan yang membosankan jika di isi dengan kegiatan yang kita sukai, pasti akan bisa 'mengobati' rasa bosan itu sampai menunggu tidak lagi membosankan, bahkan menyenangkan .....
Aku pernah menunggu, hampir 12 jam, bahan lebih dari 2 hari, di airport, baik di Indobesia juga di negara lain. Sekitar tahun 1990, waktu itu aku masih kuliah, kami ( aku, orang tuaku dan adik2ku ) sedang berlibur ke Eropa. Kami - aku, mamaku dan 2 orang adikku - berangkat dari Bandara Soetta menuju Bandara Hearthrow di London. Dan papaku menuyusul dari Amerika Serikat, karena beliau selesai berobat mata di sebuah rumah sakit mata terbaik di Boston.
Waktu itu, kami sampai London sekitar pagi hari, jam 9-an, dan seharusnya papaku sudah sampai di Hearthrow, tetapi entah karena suatu sebab ( aku lupa ), pesawatnya tidak bisa tepat waktu, sehingga kami menunggu di airport. Mungkin kami menunggu sekitar 3 jam sampi pesawat papaku mendarat disana. Ketika kami sudah bertemu, ternyata 'bagasi' papaku, entah mengapa, 'tertinggal', sehingga kami menunggu lagi sampai pesawat lain menuju ke Heartrow, membawa bagasi papaku! Kamipun menunggu lagi sampai beberapa jam .....
Bayangkan, kami menunggu sampai lebih dari 6 jam di sebuah tempat asing, di negara asing dan tidak punya teman ..... Waktu itu, belum ada handphone ataupun games, termasuk internet, sehingga kami hanya duduk termangu .... Tetapi, aku ingat betul bahwa pelayaan bandara Hearthrow serta schedulenya sangat baik! Ketika mereka mengatakan 'ada masalah' dan masalah itu akan bisa diatasi selama sekian jam, mereka melakukannya dalam waktu yang dijanjikan, sehingga kami bisa merencanakan apa yang mau kami lakukan untuk menunggu .....
Lain lagi sekitar tahun 2006, ketika aku bertugas sendiri ke Eropa dari perusahaanku, aku mengalami yang lebih heboh lagi ..... Sekembalinya aku bertugas dari Eropa dan aku memakai sebuah maskapai penerbangan yang harus transit di Hongkong, pengalaman yang 'manis' membuat aku berpikir,
"Kapankah maskapai perbangan dan bandara Soetta bisa seperti ini, ya ?"
Ketika aku mendarat di Hongkong, dikabarkan bahwa pesawatku ke Jakarta harus diganti karena ada kerusakan, menjadikan 'delay' sekitar 2 hari! Astaga! Kami, semua penumpang panik, karena masing2 punya kepentingan sendiri2, termasuk aku! Karena kita tidak bisa berbuat apa2, aku hanya bisa menelpon keluargaku untuk tidak nenjemputku serta menelpon bossku karena aku terlambat masuk kerja. Sedikit aku mengeluh karena waktu itu, tugasku membuat aku sangat 'exhausted' sehingga aku hanya ingin beristirahat dan tidur ..... tetapi, dimana aku bis beristirahat dan bagaimana dengan tanggung jawab maskapai penerbangan itu? Hmmmmmm ....., ternyata mereka memang sangat bertanggung jawab! Kami diberangkatkan ke sebuah hotel di downtown Hongkong, bukan dekat dengan bandara! Aku melonjak karena, mereka tetap ingin 'menghibur' konsumen dalam penantian ini. Dengan beristirahat di hotel di downtlwn Hongkong, kita bisa sekalian berlibur di Hongkong secara gratis, dengan semua kebutuhan kami ditanggung makapai itu : akomodasi 2 hari, makan dan snack kenyang ( 3 kali sehari ) dan sedikit uang saku, dengan pelayanan kelas 1 yang luar biasa! ...... ckckckck ..... Mungkinkah maskapai penerbangan itu rugi dengan member kami fasilitas penantian kelas 1? Yang jelas, mereka tidak mau konsumen menuntut, walau keadaan pesawat yang memang rusak ( bukan 100% kesalahan maskapai penerbangan itu ). Dan maskapai serta bandara Hongkong yang baru, memberikan ijin untuk masing2 dari kami membawa bagasi lebih dari yang di ijinkan serta makan besar di beberapa restaurant disana .....
Sekarang, bagaimana dengan masapai penerbangan dan bandara di Indonesia? Waktu itu tahun 2005, adikku mau menikah di Bali, sehingga kami sekeluarga berangkat ke Bali, termasuk keluarga Pendeta kami. Setelah beberapa hari di Bali, kami pulang ke Jakarta dengan pesawat yang berbeda, keluargaku berangkat dengan pesawat sore dan keluarga Pendetaku dengan pesawat pagi dalam maskapai penerbangan yang sama, karena beliau ada pelayanan di Jakarta yang tidak bisa ditinggalkan. Ok, rencana itu kami lakukan, keluara Pendetaku menuju bandara pagi2 untuk ke Jakarta, dan aku serta keluargaku sekitar 4 sore sampai di bandara.
Tetapi ketika aku dan keluargaku sampai di bandara dan sudah masuk ke ruang tunggu, ternyata keluarga Pendetaku masih ada disana!!! Astagaaaaaaa........ mereka dari jam 6 pagi chek-out hotel dan sampai jam 6.30 pagi di bandara untuk jam 7.30 menuju Jakarta, ternyata mereka MASIH MENUNGGU di bandara Bali .....hah?? Kasihan sekali mereka dan ternyata keluargakupun harus menunggu lagi karena delay lebih dari 2 jam!! Sehinga, keluarga Pendetaku dan keluargaku sampai di bandara Soetta sekitar jam 9 malam lebih !!!!