Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Kanker Itu Hampir Merenggut Nyawaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13096071791943036955

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_139104" align="aligncenter" width="410" caption="sehatherba.com"][/caption]

Sesudah anakku yang kedua lahir, dan 2 tahun kemudian semua yang di derita anakku sebagai bayi terlahir premature ( lihat tulisanku Pertama Aku Lolos dari Maut, Karena Tuhan Mencintaiku ….. ) 'recovery' hampir 100%, aku mulai tenang. Sekitar tahun 2003, aku mulai kembali bekerja sebagai arsitek proyek karena anak2ku sudah bisa mulai mandiri  ( masing2 berumur sekitar 7 tahun dan 4 tahun ) dan bisa aku titipkan kepada orang tuaku. Tetapi, bayang2 kematian masih mengikutiku, ..... benar2 bayangan kematian .....

Tumor rahimku mulai mengganas. Setelah anakku yang kedua lahir, aku tetapi terapi 'diatermi' untuk membuat tumorku kering dengan selalu dipanaskan dengan x-ray 3 kali seminggu di rumah sakit. Dan ketika dokter kandunganku mengatakan bahwa tumorku sudah kering, jujur, aku mulai malas untuk terapi karena aku harus mengejar ketinggalanku dalam dunia pekerjaan.

Suatu saat, aku mendapatkan bahwa jadwal menstruasiku lebih banyak dan saat itu aku tidak berhenti haid sekitar 2 bulan! Jujur, sebelumnya aku sama sekali tidak peduli karena mungkin aku benar2 sibuk. Tetapi, aku mulai sadar ketika anakku minta diajak berenang,

"Koq haidku tidak berhenti2 ya?", pikirku.

Besoknya aku chek-up ke dokter kandunganku, dan seharian beliau serius memeriksa tumorku, bolak balik aku ke laboratorium atau USG. Besoknya lagi, aku diminta ke rumah sakit2 yang lain, ada 3 rumah sakit untuk 'second opinion', dan aku langsung memberikan hasilnya kepada dokter kandunganku. Dengan berdebar, beliau mengatakan bahwa ..... aku positif mengidap kanker kandungan !!!

Jantungku berdebar keras, aku tidak bisa berpikir dan tiba2 duniaku gelap !!!

"Tuhan .... Apa lagi yang salah??? Apa yang aku lakukan sehingga ENGKAU marah??? Forgive me, GOD ..... !!!", pikirku dalam tangisku.

Aku menangis tanpa suara di depan dokter kandunganku, seorang dokter seumur papaku yang aku sudah anggap sebagai papaku karena beliau sangat sabar meladeniku sejak menikah dulu. *Sayang sekali, dokter kandunganku ini sudah meninggal beberapa tahun lalu*. Dokterku, memelukku dan aku benar2 tidak tahu apa yang aku bisa lakukan .....

"Christie, belum terlambat. Kanker kandunganmu bisa langsung diangkat, tetapi kamu tidak akan bisa mengandung lagi karena rahim kamu harus di angkat juga. Tumor kamu lekat sekali dengan rahim kamu. Bagaimana keputusanmu, menjadi hak kamu", kata dokter kandunganku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline