By Christie Damayanti
Dieng adalah sebuah kawasan di daerah dataran tinggi di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Kidul, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Kawasan ini terletak sekitar 26 km di sebelah Utara ibukota Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian mencapai 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin.
[caption id="attachment_136608" align="aligncenter" width="562" caption="kampungtki.com"][/caption]
Dataran Dieng memiliki potensi wisata yang cukup tinggi. Banyak candi peninggalan Hindu di pegunungan Dieng ( Jawa Tengah ) sepertinya tidak banyak yang tahu. Dengan nama2 candi seperti nama2 kehidupan di pewayangan, termasuk keberadaan Dewa2 di Swarga Loka di Puncak Mahameru di Jawa Timur ( lihat tulisanku Sebuah Sisi Lain dari Puncak Mahameru di Gunung Semeru ..... ) setidaknya ternyata kehidupan pewayangan di Tanah Jawa sangat kental merasuki hati dan jiwa masyarakat Jawa pada waktu itu. Sebenarnya, kehidupan pewayangan berasal dari India, dan masuk ke Indonesia setelah agama Hindu pertama ada di tanah Jawa.
Candi-candi di dataran Dieng dipercaya sebagai tanda awal peradaban Hindu di Pulau Jawa pada masa Sanjaya pada abad ke-8. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gugusan candi di Dieng yang memuja Dewa Syiwa. Candi-candi tersebut antara lain: Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Gatot Kaca. Sedangkan untuk penamaan candi-candi itu sendiri dipercaya baru dimulai pada abad ke-19. Relief2 candi mengikuti kehidupan pewayangan, dibuat dari batuan Andesit.
Kompleks Candi Arjuna, yaitu Candi yang paling dekat dari antara kompleks candi yg lain di dataran tinggi Dieng.
Dieng terbentuk dari gunung api tua yang mengalami penurunan drastis ( dislokasi ), oleh patahan arah barat laut dan tenggara. Gunung api tua itu adalah Gunung Prau. Pada bagian yang ambles itu muncul gunung-gunung kecil yaitu: Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja.
Mencari asal kata Dieng, ternyata berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti 'gunung' dan 'Hyang' yang artinya tempat bersemayam dewa dan dewi. Dan memang pantas, jika daerah pegunungan Dieng dijadian tempat bersemayam dewa dewi, dengan pemandangannya yang sangat indah. Belum lagi Danau 7 Warnanya, yang seakan2 'menarik' jiwa untuk masuk ke kehidupan Dieng ..... Dataran Dieng memang terkenal dengan sebutan 'kawah danau'. Danau2 ini sebenarnya seperti danau yang lain, tetapi karena ada di dataran tinggi, sering kali sinar matahari memancarkan sinarnya dan saling berpantulan membentuk prisma sehingga di waktu2 tertentu akan terlihat warna2 khusus .....
Sangat pantas ketika banyak orang berkata bahwa daerah ini salah satu negeri dewa-dewi di Tanah Jawa. Indah .....
Cerita tentang kawah Candradimuka juga merupakan kehidupan cerita pewayangan Jawa. Yaitu suatu tempat yang konon merupakan 'neraka' untuk menceritakan penggojlokkan untuk mereka bisa lebih 'sakti' di dunia pewayangan, seperti kisah Gatot Kaca. Dikisahkan, bahwa Gatot Kaca ( anak dari Bima dan Arimbi, salah satu Pandawa bersaudara ) sewaktu bayi, 'direbus' sehingga tulang2 dan otot2nya sekeras baja. Dan memang demikian, bahwaGatot Kaca meruakan tokoh yang sangat kuat mandraguna .....
Illustrasi Kawah Candradimuka, tempat penggojlokkan Gatot Kaca .....