Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Penghasilanku yang Pertama

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13096071791943036955

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_135045" align="aligncenter" width="662" caption="cruzindoartwork.wordpress"][/caption]

Sebenarnya, sejak tahun ke-2 aku kuliah, sekitar tahun 1989, aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri, walau bukan untuk membiayai kuliahku. Di jurusan arsitektur, untuk skripsi dan tugas akhir kami diminta mendesain sebuah bangunan atau sekumpulan bangunan, mulai dari konsep ( sebuah skripsi yang diujikan sendiri ) dan jika  skripsi sudah lulus, harus membaat gambar desain bangunana atau kumpulan bangunannya termasuk miniatur nya ( maket / mock-up dengan skala tertentu ), seperti pekerjaan konsultan dalam pekerjaan yang sebenarnya.  Nah, maket inilah yang menjadi ladang banyak adik2 kelas, termasuk aku, dulu. Dan memang jurusan arsitektur memperbolehkan untuk maket dibuatkan orang lain .....

Pertama kali aku mencoba untuk bekerja membuatkan maket kaka kelas yang sedang ujian, aku mulai dengan 'konsep market' nya. Dulu, aku jarang berteman, karena aku selalu duduk dan belajar di perpustakaan ( perpustakaan kampusku waktu itu adalah yg terbaik tentang arsitektur di Indonesa, bahkan banyak mahasiswa luar pulau belajar dan mencari buku disini ). Tetapi karena aku ingin mulai ber'wiraswasta' dengan membuat maket kakak2 kelasku, aku harus memikirkan : siapa yg aku harus detail untuk dia mau membuat maket dariku. Agak bingung, sampai aku benar2 membuat diagram konsep marketingnya ..... hehehe ... lebay yaaa ....

Aku melihat2 di ruang studio, siapa ya? ( di jurusan arsitektur dalam mengerjakan tugas akhir, kita boleh berjalan2 di ruang studio bahkan boleh diskusi bahkan tidur disana, ruang ini khusus untuk tugas akhir yang harus kami kerjakan selama 6 bulan. Studio ini biasanya kami namakan 'rumah kedua' kami ) Sasaranku adalah seorang kakak kelas, sebut saja namanya Hendra, yang bandel dan sering bolos jika kuliah sampai beberapa kali tidak lulus skripsi, tetapi dia sangat baik, selalu memberikan dorongan bagi kami, adik2 kelasnya tentang dunia arsitektur dan dunia kerja. Dia memang sudah bekerja waktu itu, walau belum lulus kuliah, makanya kuliahnya tidak maju. Dan dia selalu ramah dengan adik2 kelas. Itu targetku! Ok .... dengan berdebar aku menghampirinya dan menawarkan jasa untuk membuat  maket untuk tugas akhirnya. Ternyata, dia mau dan setelah harga disetujui, dengan wajah bersinar ceria, aku mulai berdiskusi dengannya. Karena untuk membuat maket sebuah bangunan, kami harus mengerti tentang konsep desain dan gambar dari bangunan yang hendak dibuat.

Aku berusaha datang setiap hari untuk berdiskusi dengannya, setelah aku selesai kuliah. Dan setelah aku mulai memahami konsepnya dan data gambarnya sudah mulai dibuat, aku memulai memfoto-copy untuk merencanakan membuat maket. Tidak mudah, memang. Dan ternyata, aku mulai memahami, bahwa mencari pendapatan itu tidak gampang, terlebih pendapatan yang sesuai dengan pendidikan kita .....

Kak Hendra yang mulai bermalas2an untuk membuat desain, dengan adanya aku yg hampir selalu datang untuk berdiskusi dengannya untuk membuat maket, mulai sedikit 'malu'. Katanya, mengapa  aku malah yang lebih dan sangat bersemangat dibanding dia yang tugas akhir? Aku hanya tersenyum, dan aku mulai membantunya untuk meningkatkan semangatnya untuk lulus dalam tugas akhirnya ..... Dan sejak titik itu, kami mengumpulkan semangat masing2 : dia dengan tugas akhirnya dan aku dengan pekerjaan pertamaku yang akan menghasilkan pendapatan pertamaku. Kami sering berdisksi lebih banyak dan aku sering membantunya untuk menambah2kan konsep2 yang mungkin dia pikir lebih baik darinya. Pertemananku menjadi sebuah persahabatan dan kak Hendra mulai mempercayakan aku untuk banyak mencari data dan konsep2ku ternyata justru yang dia kerjakan untuk tugas akhirnya ..... Memang, itu sudah sedikit menyimpang karena tugas akhir harus di desain sendiri, kami hanya membantu membuat maket. Tetapi, aku tetapi tidak mengerjakan sendiri. Aku hanya berbicara, dan bukan menggambarnya.

Sudah hampir 6 bulan dan maketpun hampir selesai. Aku tinggal 'menghias'nya dengan pohon2 dan lingkungannya. Hatiku tersenyum, "Ternyata aku bisa menyelesaikannya". Senang dan bangga. Aku bawa maketku dengan kotaknya. Sebelumnya, maketnya aku selalu bawa sebagian-sebagian karena memang besar. Jika aku perlu asistensi, aku bawa ke ruang studio dan kami berdiskusi. Tetapi aku mengerjakannya di rumahku sendiri. Dan kak Hendra belum pernah melihatnya secara komprehensif, keran katanya dia sangat mempercayaiku. Banyak temanku yang selalu membawa2 maket dengan kotaknya untuk diperlihatkan sang 'bos', tetapi aku belum pernah membawa semuanya .....

Setelah memang sudah harus dikumpulkan, pagi2 benar aku sudah datang untuk memberikan maket beserta kota kaca nya yang - menurutku - sangat luar biasa ( hihihihi ..... agak lebay ..... maklum kerjaan pertamaku yang menghasilkan uang ). Kotak kaca maket itu, aku bersikan sampai mengkilap, sambil menunggu kak Hendra datang. Teman2ku yang juga membuat maket kakak2 kelasku, mengerumuniku dan mengatakan, bahwa pekerjaanku sangat bagus! Aku hanya tersenyum tetapi dadaku berdebar2 'saking' bangganya! Pekerjaan teman2ku yang lain, kata banyak orang, tidak sebagus pekerjaanku .....

Kak Hendra datang ..... cepat2 aku membantunya untuk mengumpulkan kertas2 'kalkir' nya untuk di jilid dan dirapihkan ke sebuah papan untuk presentasi. Belasan lembar kertas 'kalkir'nya, dan aku membantunya mewarnai gampar perspektifnya untuk lebih 'bersinar' dalam presentasi. Kotak kaca dan maketnya aku lebih persiapkan. Begitu kak Hendra melihat pekerjaanku .....

"Wowowowowowow .......",

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline