Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Nikmatilah Pekerjaan Kita dengan Jam Kerja Kita, Selagi Bisa ...

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_152728" align="aligncenter" width="643" caption="Illustrasi dari Google"][/caption]

Bagi pekerja dimanapun, jam kerja merupakan kehidupannya. Maksudnya, untuk bekerja kita bela2in bangun pagi, secara biasanya jam kerja mulai jam 9.00 pagi. Banyak pekerja tidak membawa mobil, melainkan naik kendaraan umum. Juga banyak pekerja tinggal jauh dari kantornya, malahan di luar Jakarta ( Dejabotabek ) sehingga mereka bangun pagi melebihi anak2 sekolahan. Mungkin jam 6.00 pagi mereka harus berangkat menuju tempat mereka bekerja, jika tidak mau terlambat.

Ketika jam pulang sekitar jam 5.00 atau 6.00 sore, mereka berbondong2 untuk mencari kendaraan umu pulang kerumahnya. Dan di jam2 itu, mereka akan terlalu capai karena kemacetan melanda dimana2. Dan ketika jam istirahat, banyak dari mereka berbondong2 ke warung atau restaurant, jika mereka tidak membawa bekal dari rumah, karena tidak sempat menyiapkannya secara harus meninggalkan rumah sepagi mungkin .....

Lalu, bagaimana dengan kami sebagai pekerja lapangan? Sedikit cerita tentang pekerja lapangan, salah satunnya aku, sebagai 'kuli proyek' .....

Sebanarnnya, jam kerja kami sama, jam 9.00 sampai jam 18.00 dengan hari Sabtu bergantikan piket 2 minggu sekali. Ya, semuanya sama. Tetapi, sejak aku mulai bekerja sebagai 'kuli proyek' tahun 1994, manajemen kantor kami memperbolehkan kami tidak usah absen jika memang susah. Karena, dimana2, proyek adalah jaud dari kantor pusat dan biasanya kami hanya menempati 'bedeng' yang kurang representative .....

*siapa suruh aku mau kerja jadi kuli proyek???*

Apalagi dimana2 juga, kerja proyek dan lapangan tidak kenal waktu. Bisa kerja 24 jam jika mendekati deadline, seperti aku. Dari pagi sampai pagi lagi, sehingga sehari2 kami hidupnya adalah di proyek .....

Dulu sebelum sakit, aku memang harus bekerja keras untuk menyelesaikan proyekku, sehingga bukan hanya 24 jam aku di proyek, tetapi bisa 'proyekku adalah rumahku' dan 'mobilku adalah kantorku', secara semuanya harus mobile dan aku tidak ada waktu mencari2 arsip hardcopy jika kerjaanku di bedeng ..... sehingga, tim manajemen memang mengerti bahwa orang2 seperti kami, tidak perlu meng-absen jika datang ke kantor dan pulang ke rumah.

Masalah jam kerja juga menjadi momok bagi sebagian pekerja di Jakarta. Sebenarnya, 8 jam sehari tidak terlalu lama dan sisanya merupakan jam untuk keluarga. Tetapi karena kemacetan yang melanda di jam2 sibuk ( pagi dan sore sampai malam ), praktis kehidupan mereka tetap bukan di keluarga mereka.

Pertama aku interview ketika aku melamar di sebuah perusahaan besar dengan proyek2 yang aku inginkan, si 'intervewer' bertanya kepadaku'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline