By Christie Damayanti
[caption id="attachment_145402" align="aligncenter" width="615" caption="Dari Google"][/caption]
Manajemen lalu lintas adalah upaya2 pemanfaatan semaksimal mungkin sistim jaringan jalan dan bisa menampung lalu lintas sebanyak mungkin dan memperhatikan keterbatasan dan kapasitas lingkungan, memberikan prioritas untuk kelompok pengguna jalan tertentu dan penyesuaian kebutuhan kelompok pemakai jalan lainnya serta menjaga kecelakaan lalu lintas sekecil mungkin.
Konsep manajemen lalu lintas diajarkan dalam program S1 di Fakultas Teknik Sipil. Bahwa manajemen lalu lintas juga mengatur hubungan dengan ilmu2 lain, seperti ilmu arsitektur, ilmu lingkungnan atau ilmu hidrolika dan sebagainya. Misalnya, untuk membuat sebuah jalan raya, harus juga mengetahui bagaimana air yang mengalir dan bagaimana untuk membuat penampungan air itu, atau bagaimana lingkungan sekitarnya jika ingin membuat jalan, tidak hanya menebang pohon tanpa membuat feasibility study-nya, serta aspek2 sosialnya.
Untuk membuat jalan raya di sebuah daerah atau kota, dan melakukan pengendalian jarak pendek, harus mengrti tentang gerak manusia dan kendaraan secara ' safety' dan efisien serta selara dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan kearifan lokal melalui koordinasi berbagai keilmuan, sehingga tidak bertentang satu dengan yang lain, bahkan bila memungkinkan elem2 itu bisa saling memperkuat.
Adapun tujuan pengendalian lalu lintas disebuah kota adalah :
1. Efektif dan efisiensi untuk transportasi, baik jalan raya, kendaraan seta manusianya.
2. Aksesibilitas bagi kendaraan
3. Keselamatan lalu lintas
4. Bagaimana 'menyelamatkan' lingkungan alam serta lingkungan sosial
Sebuah pembangunan memang pasti menyebabkan 'kerusakkan' walu kerusakkan itu bisa di minimalisir dengan sebuah konsep manajemen. Begitu juga dengan dampak adanya lalu lintas di Jakata. Dampak dari penerapan lalu lintas di kota2 besar, antara lain adalah :