By Christie Damayanti
[caption id="attachment_143548" align="aligncenter" width="553" caption="qaseh.blogspot"][/caption]
Seorang teman suatu saat mengajakku mencari tempat kost untuk mendapatkan tempat kost yang menengah dan berharga sesuai dengan budgetnya. Dia mengajakku berkeliling karena dulu aku setir sendiri sebelum aku terserang stroke, yang mengakibatkan aku hana bisa menunggu siapa yang bisa mengantarkan aku pergi keamapun aku butuhkan. Karena temanku memang mencari tempat kost di sekitar Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, pilihanku mengajak temanku ke daerah kost di sana sangatlah tepat, dan ternyata banyak hal2 yang tidak pernah aku pikirkan teradi disana .....
Daerah2 tempat kost memang berbeda satu dengan yang lain. Dengan temat kost berharga menengah dan mewah, tidak banyak yang tahu bahwa ternyata tempat2 kost merupakan tempat 'bobok bobok siang' para eksekutif, selain di beberapa hotel. Naluri keingintahuanku melonjak dan aku meminta temanku mencari kost yang dia butuhkan di seputar itu, dan aku mencari dan melihat2 kehidupan 'anak2 kost' dan para eksekutif yang memang sedang ditempatkan di Jakarta. Hasil pengamatanku ternyata bisa membuat aku geleng2 kepala dan mengurut dada ..... ckckckckck .....
Berhari2 aku menemani temanku mencari kost dan berhari ituah aku mengamati beberapa daerah kost2an yang ternyata menyimpan beberapa misteri. Aku yang sangat jauh dari kehidupan kost, ternyata menemukan 'sedikit' misterinya. Mengapa aku katakan 'sedikit?' Ya, karena aku yakin bahwa masih banyak misteri lainnya sebagai bagian dari kehidupan kota metropolitan Jakarta ini.
Hasil sedikit riset dan pengamatanku seperti ini :
Aku duduk disebuah warung untuk sekedar minum jus buah dan sambil memperhatikan lalu lalang beberapa mobil karena daerah kost menengah berada di kompleks sehingga sedikit mobil yang melintasinya. Ada tempat2 kost khusus pria dan wanita atau campur serta khusus tempat kost suami-istri. Biasanya, mereka pergi pagi pulang malam setara dengan kehidupanku sebagai karyawan perkantoran. Banyak dari mereka yang di antar jemput mobil kantor atau dijemput oleh teman, sahabat atau pacarnya sekalipun, aku merasa tidak ada yang aneh. Tetapi ketika aku melihat ada seorang temanku keluar dari tempat kost berdua dengan serang wanita cantik, yang setelah aku yakinkan dari seorang ibu2 pemilik warung, bahwa tempat kost itu memang untuk 'suami-istri', aku langsung menegakan telingaku dan gelisah mencari tahu ada apa tentang temanku yang aku yakinkan bahwa dia sudah menikah dan istrinya adalah salah seorang sahabatku !!! Astagaaaaa ......
Dengan terkejut aku semakin mengamati mereka termasuk lingkungan itu kost, dan setelah temnku yg aku antarkan sudah mendapatan tempat kost yangdia inginan, aku tetapi membuat sedikit riset dengan mengambil sample dan sedikit wawancara dengan orang2 sekitarnya serta pemilik kost atau penunggu / pembantunya. Jawabannya sangat simpang siur. Ada yang menutupinya, saling menutupi atau jelas2 mengusirku. Tetapi ada juga yang justru ingin menampilkan apa adannya sebagai bagian dari kehidupan metropolitan, lifestyle dan sering dijadian polemik tentang 'kehidupan seks para eksekutif dalam dunia dan lingkaran pekerjaan' yang berkepanjangan di kalangan terbatas.
Aku memasuki rumah kost dimana temanku, sebut saja Satya, suami sahabatku, keluar dari sana, berpura2 mencari tempat kost untukku. Ternyata, aku disambut oeh pemilik kost, seorang bapak tua. Dia menyarankan aku mencari tempat kost yang lebih baik dari pada disini. Dengan heran aku bertanya,
"Mengapa bapak justru tidak mau menerimaku untuk kost disini dan mengatakan bahwa tempat ini tidak baik? Padahal aku belum menawar harga yang bapak ajukan. Aku masih melihat2 dulu dan aru memilihnya jika aku sudah merasa cocok"
Bapak pemilik kost itu mengatakan bahwa sebenarnya tempat kost ini adalah untuk suami-istri tetapi jangankan pasangan2 itu menyebtnya sebagai suami-istri, mereka terang2an menyebutnya dengan 'samen leven' dan nikah siri, dan jika si bapak pemilik kost tidak memperbolehkan kost di tempatnya, mereka mengancam untuk member tahu supaya bapak ini di 'blackist' serta di pastikan dia tidak mendapat uang bulanan sebagai mata pencahariannya.
Aku pura2 bertanya, mengapa aku dianggap lebih baik mencari kost di tempat lain? Bapaki tua itu menjawab bahwa aku mencerminkan wanita baik2 dan tidak sepantasnya aku berada disini .... Ckckck ... aku merinding mendengarnya ketika dia menceritakan kehidupan 'anak2 kost' sebagai mahasiswa / I serta para eksekutif muda. Mereka dengan leluasa 'tidur siang' sesama mahasiswa dan mahasiswi serta antara lelaki dan perempuan sebagai pekerja kantoran yang tidak diikat perkawinan. Mereka biasanya datang sebelum makan siang, keluar sesaat setelah makan siang untuk kembali ke kampusnya / kantornya masing2. Mereka dengan berani dan terang2an menunjukan jati dirinya, membawa mobilnya dan juga sering membawa teman2nya, yang buat aku sangat tidak masuk akal. Suami sahabatku tidak tahu bahwa aku selalu ada disana ketika dia menjemput wanita itu, 'bobok bobok siang' dan mengantar kembali setelah pulang kantor sekitar jam 7 malam, dan Satya pulang kerumahnya sekitar jam 11 atau 12 malam .....