Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Arsitektur dan Lingkungan Khas Belgia

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12908415741811598143

Kami hanya 2 hari di Brussel, hari pertama untuk survey material untuk apaktemen kami, dan hari ke 2, kami berencana langsung pergi ke Paris dengan menggunakan taxi van. Tetapi jam 8.00 a.m. setelah makan pagi di hotel kami sempatkan berkeliling dahulu di Brussel menuju tempat wisata. Tujuan pertama kami adalah Meneken Pis adalah lokasi sebuah patung peninggalan perang yang selalu mengeluarkan air. Dekat dengan lokasi patung tersebut adalah Grand Palace, sebuah istana peninggalan ratusan tahun lalu ( yang sekarang sebgaina besar digunakan menjadi hotel, perkantoran, hunian / apartemen dan pertokoan khusus untuk turis ).

Suasana kota Brussel di pagi hari menyerupai Amsterdam, sepi dan lengang. Tetapi suhu tidak sedingin Amsterdam, yaitu sekitar 1C. Lingkungan kehidupan perkotaan Brussel serupa dengan perkotaan lain di Eropa. Fungsi – fungsi bangunan yang berbeda tetap terdapat dalam 1 deretan yang sama. Warga / pemerintah kota memanfaatkan bangunan klasik yang ada dan disesuaikan dengan fungsi barunya.

Deretan pertokoan mahal di depan hotel, bercampur dengan hunian / apartemen 3 lantai & pertokoan. Detail bagunan tidak ada yang mengalami perubahan drastic. Antara bangunan – bangunan tersebut diselingi oleh bangunan – bangunan umum kota seperti Hall Kota, Gereja, Stasiun yang mempunyai gaya arsitektur Eropa yang sama dengan di kota – kota dan negara – negara Eropa lainnya, yaitu Corinthian, Doric dan Ionic.

Kota Brussel sendiri relative lebih sepi dan sedikit kurang diatur dibandingkan dengan kota Amsterdam. Yang menarik perhatian adalah bahwa, dalam radius puluhan meter ternyata tinggal / hidup komunitas masyarakat yang berbeda. Kami melihat komunitas penduduk Brusel asli ( keturunan Jerman & Perancis ), Negro Afrika serta Oriental ( China, Jepang, Vietnam, Thailand ). Mereka hidup dalam lingkungan yang sama dan saling mmperhatikan satu sama lain. Kami sempat melewati pasar tradisional mereka, dan terlihat bahwa mereka berdagang secara bersebelahan. Jadi tidak terdapat pengelompokan ras tertentu, seperti China Town, misalnya.

Menurut informasi yang kami dapat dari supir taxi yang mengantar kami, kota Brussel terdiri dari 2 bagian, yaitu : bagian yang banyak diminati oleh penduduk asli keturunan Jerman dan bagian yang banyak diminati oleh penduduk asli keturunan Perancis. Kedua bagian kota ini dibatasi oleh sungai kecil. Sebenarnya dari segi arsitektur tidak ada yang membedakan, tetapi perbedaan lebih kearah bahasa pengantar. Jadi ada bahasa Jerman campuran dan Perancis campuran, dimana bagi kami adalah sama sama tidak dapat dimengerti.

Detail bangunan – bangunan di Brussel memang mempunyai ciri khas sendiri, sama seperti cirri khas di masing – masing kota / negara di Eropa.

Sisitim transportasi yang digunakan adalah mobil, trem dan bus kota. Tidak terlihat penduduk yang menggunakan sepeda seperti di Amsterdam. Lajur trem sama seperti di Amsterdam, yaitu berada di tengah – tengah jalan dan bisa dilalui oleh mobil. Bila di Amsterdam trem berwarna putih dengan lis biru, maka di Brussel trem berwarna kuning.

Sungai di Brussel ternyata tidak digunakan sebagai jalur transportasi, tetapi kebersihan dan fungsinya tetap terjaga dengan baik. Pandangan yang disajikan juga indah dan berfungsi sebagai daerah interaksi antar warga dan kepentingan. Banyk terdapat square antar sungai / jembatan yang pasti dipadati oleh warga pada saat saat tertentu ( misalnya pada makan siang ).

Setelah kami puas putar – putar kota dengan taxi, kami langsung menuju hotel untuk check – out serta mencari taxi van untuk membawa kami ke Paris. Kami meninggalkan Brussel sebagai kota dengan kenangan indah menuju Paris sekitar jam 10.30 a.m. dengan membawa setumpuk coklat khas Belgia yang sangat terkenal dengan kelezatannya sebagai tanda mata bagi keluarga & teman di Indonesia.

Keterangan foto :

-

1290841791861151254

Deretan fungsi – fungsi bangunan yang berbeda, antara perkantoran dan hunian ( gambar atas ). Arsitektur komersial cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan Amsterdam.

-Deretan bangunan pertokoan, perkantoran & hotel dengan latar depan trem kuning ( gambar bawah ). Jalur trem berada di tengah jalan & bisa dilalui oleh mobil. Antara jalur trem ( rel ) dengan jalan mobil & pedestrian tidak ada pembatas. Posisi trem juga sangat dekat dengan pedestrian.

12908419841509634929

-

Sebuah Gereja sebagai “titik akhir tujuan” pandangan mata. Fokus yang sangat menarik perhatian, dikelilingi oleh bangunan-bangunan dengan fungsi pertokoan & perkantoran.

12908420541972979102

-Salah satu detail Gereja khas Eropa yang terdapat di Brussel. Jendela – jendela dengan bagian atas membulat dan dilengkapi dengan ukiran – ukiran yang ( biasanya ) menceritakan tentang sejarah bangunan tersebut.

1290842170841939672

1290842299736222675

-Grand Palace yang belum di”bersihkan”. Dinding bangunan berlumut an tampak kotor. Dibeberapa Negara Eropa sedang dilakukan pembersihan secara masal tanpa merubah apapun. Demikian juga di Brussel, sedang dalam tahap pembersihan.

-Grand Palace ini merupakan bangunan yang membentuk huruf O dengan bangian tengahnya berupa Plaza yang sering digunakan untuk event – event nasional.

1290842376630737038

1290842450299956113

-Deretan pertokoan untuk turis / souvenir yang masih tutup pada jam 9.00 a.am. Pedestrian & jalan mobil yang sama – sama menggunakan material batu alam dengan perbedaan level yang sedikit, sangat nyaman untuk digunakan.

-Salah satu toko Coklat Belgia yang sangat terkenal di seluruh dunia.

1290842527311997175

1290842637557492852

-Detail architrave Grand Palace, menggambarkan tentang pengadilan & hukuman pada akhir jaman. Bahwa semua orang yang percaya kepadaNya akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa Di Surga.

-Kepala kolom dengan cirri khas ukiran dengan tema Pengadilan Terakhir.

13096071791943036955


Profil | Tulisan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline