Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

'Zaanse Schans', Wisata Desa dengan Cantiknya Kincir Angin Belanda

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411967499480593737

By Christie Damayanti

Langit biru cerah di Zaanse Schans. Angin berhembus perlahan, menambah sejuk siang itu. Matahari bersinar cerah, secerah hatiku dan anak2ku. Liburan hari terakhir ini ( hari ke-5 dari 3 minggu lebih, liburan kami di Eropa Barat ) pun pasti akan berlangsung ceria .....

Waktu itu baru jam 10 pagi waktu Amsterdam. Taman tematik itu sudah buka tetapi pengunjung masih sedikit. Hanya 1 atau 2 mobil yang terparkir. Itu hari Minggu, dan menurut Arie, biasanya jika lebih siang datang kesana, pparkir akan penuh, dan tidak seperti di Jakarta, mobil2 yang tidak mendapatkan parkiran, diminta untuk keluar, tidak diperkenankan parkir seenaknya saja.

Arie memarkirkan mobilnya di tempat terbaik untuk aku lebih nyaman. Kursi rodaku diturunkan bersama Dennis, dan Arie memastikan bahwa aku duduk dengan nyaman, sebelum kami memasuki Zaanse Schans.

Inilah salah satu doaku yang terkabul dengan sangat cepat. Di hari ke-2 ketika kami ke Volendam dan kami mampir ke Zaans Schaans, hujan turun dengan lebat dan kami tidak bisa melihat2 Windmills. Aku kecewa, pada waktu itu ( lihat tulisanku [Edisi Kecewa] Hujan Cukup Deras Terus Mengikuti Kami ..... ). Dan aku berdoa, bahwa sebelum aku pergi dari Amsterdam, aku bisa diperkenankan untuk kesana lagi.

Dan Tuhan mengabulkannya ... Puji Tuhan!

1411967648584565088

1411967755661472825

Pintu masuk dan pelataran utama, dengan banyak 'barn' ( gudang hasil bumi ) yang besar2 dari kayu tua, yang sekarang dijadikan toko2 souvenir atau cafe2 cantik di Zaanse Schans .....

Hati kami berdendang sangat ceria! Arie banyak bercerita tentang sejarah Belanda, tentang windmills, tentang sosio dan budaya warga Belanda, dan sebagainya. Aku sangat bergairah mendengarkannya! Arie mendorong kursi rodaku, Dennis sibuk mencari posisi2 yang baik dan nyaman untuk membidik jepretannya, serta Michelle sekali2 berjalan bersisian dengan kursi rodaku, atau mengobrol dengan Arie. Aku? Aku bernyanyi2 dengan cerita sambil membidik momen2 istimewa tentang anak2ku, atau lingkungan disana, sambil juga mendengarkan cerita Arie.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline