Lihat ke Halaman Asli

Analisis Media Sosial Unicef

Diperbarui: 28 Mei 2018   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan media sosial saat ini bukan hanya sebagai penyedia informasi, namun juga menggerakkan pengikutnya (followers) untuk membeli, melakukan sesuatu (kampanye) dan berpartisipasi dengan turut memberi komentar.

Ada beberapa kriteria sebuah akun media sosial dikatakan baik, diantaranya ;

  • Interaktif : Dalam mengunggah foto ataupun tulisan, tidak hanya informatif namun juga interaktif. Hal ini perlu agar kita sebagai admin dapat mengetahui sejauh mana maksud unggahan / tulisan tersampaikan. Dengan menambah tulisan "Yuk! Tuliskan komentarmu", "Apakah teman-teman setuju?" dapat menambah interaksi antara admin media sosial dan pengikutnya (followers).
  • Menarik : Selain interaktif, konten dari unggahan / tulisan juga harus menarik. Arti menarik di sini ialah secara visual menampilkan gambar dengan paduan warna tidak lebih dari dua. Kualitas gambar yang tinggi dan bisa juga menggunakan animasi atau foto yang memiliki nilai cerita. Pun demikian dengan tulisan, bisa singkat namun jelas. Apabila di Twitter, bisa mengunggah tweet secara beruntun dengan memberikan kata kunci di tiap cuitanya
  • Memiliki timeline : Hal ini berkaitan dengan konten yang sesuai dengan perayaan atau moment tertentu. Misalnya mengunggah foto anak-anak saat Hari Anak. Kesesuaian waktu dan konten juga mempengaruhi kualitas dari media sosial. Selain itu, dengan adanya timeline, maka hasil unggahan akan teratur dan tidak bertumpuk
  • Memiliki ciri khas : Ciri khas di sini bisa berupa logo, warna, caption, hastag ataupun panggilan yang digunakan untuk followers. Ciri khas ini akan menambah awareness bagi siapapun yang melihat akun media sosial tersebut.

Seperti penjelasan di awal, saat ini media sosial bisa memberi manfaat nilai dan juga keuntungan. Terdapat beberapa strategi terkait komponen yang harus dipenuhi, diantaranya ;

  • Brand development  : Jika media sosial yang digunakan sifatnya marketing, maka sebagai admin harus mampu memberi nilai tentang barang "mengapa harus membeli di sini". Nilai ini akan mempengaruhi tingkat pembelian nantinya
  • Identifikasi target : Kita harus mengetahui siapa target dari media sosial yang digunakan, ini akan lebih memudahkan admin untuk fokus pada kebutuhan, kebiasaan, dan cara pendekatannya
  • Desain visual & strategi pengembangan web : Konsistensi, nilai, serta ciri khas merupakan hal penting. Hal ini berkaitan dengan awareness serta ketertarikan yang muncul bagi siapapun yang melihat akun media sosial tersebut. Maka perlu dibuat tone warna dan juga ciri khas seperti penggunaan hastag, nama panggilan, dsb di setiap unggahan, baik foto maupun tulisan
  • Strategi keterlibatan / interaktif : Sebagai followers tentu akan sering bertanya maupun memberi komentar. Makadari itu, perlu pengetahuan dan juga respon yang cepat untuk menjawab. Hal demikian perlu dilakukan karena akan menumbuhkan rasa percaya dan melibatkan followers untuk setiap kegiatan di media sosial.
  • Strategi promosi : Media sosial juga bisa digunakan sebagai wadah promosi. Promosi di sini bisa seperti iklan-iklan dan kampanye. Melalui promosi, nilai dari konten akan bertambah karena admin dapat memanfaatkan tools yang ada seperti penempatan unggahan maupun isi konten yang dibuat menarik.

Jika melihat akun media sosial @Unicef, baik instagram maupun twitter akun tersebut sudah memenuhi kriteria media sosial yang baik. Jika kita perhatikan, akun @Unicef telah memenuhi hampir seluruh kriteria, seperti ;

brand development : sebagai akun yang memiliki fokus kepada anak-anak, @unicef secara konsisten memberikan nilai "mengapa harus mengikuti akun ini". Dalam beberapa unggahan di Twitter, @unicef memberikan informasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, salah satu contoh cuitanya "In Ukraine, over 200,000 school children live in areas affected by conflict. Schools are #NotATargethttps://uni.cf/2jvPK2S@UNICEF_ECA#ChildrenUnderAttack" , "As pre-monsoon rain lashes Rohingya refugee camps in Bangladesh, we're working to keep children safe from disease"

strategi keterlibatan / interaktif : akun ini juga menambahkan pernyataan maupun pertanyaan ajakan yang interaktif, seperti "These close calls will make you wince. Can you get to the end without looking away?", "What was your favourite class at school? #ForEveryChild, education."

Memiliki timeline : @Unicef juga mengunggah konten sesuai dengan perayaan / moment yang sedang terjadi, seperti : "To celebrate #StarWarsDay, show us your best Wookiee roar! From May 3-25, every like, share, or post on Facebook, Instagram, or Twitter using #RoarForChange unlocks $1 (up to $1mm) to support @UNICEF's lifesaving work for children", "It's #WorldPressFreedomDay We all have a right to truth."

Desain visual & strategi pengembangan web: @Unicef memiliki tone warna yang sudah dikenal, yakni biru. Selain itu, di setiap unggahan @unicef secara konsisten menggunakan hastag seperti "#ChildrenUnderAttack, #ForEveryChild, #RoarForChange, #AChildIsAChild, #ChildrenUprooted, #EveryChildALIVE, dsb. Hal ini menjadi ciri khas dan nilai dari @unicef yang ingin disampaikan kepada followers.

Maka, kesimpulan untuk media sosial @unicef ialah, akun ini telah mengelola kontennya dengan sangat baik, bahkan dari segi visual pun kualitasnya sangat bagus dan interaktif, dengan menambahkan tulisan / caption serta informasi yang dikemas dalam sebuah video. Nilai dan pesan tersampaikan dengan baik, karena di setiap foto dan video ada "nilai" dan "cerita" di dalamnya. Maka, akun ini sangatlah bagus dan memiliki ciri khas yang sangat mudah dikenali oleh siapapun yang melihatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline