Lihat ke Halaman Asli

christianiendahpoerwatianik

Mahasiswa S3 Undiksha

Pendidikan Sebagai Benteng dari Gempuran Krisis Moral dan Penguasa Lalim

Diperbarui: 17 Desember 2024   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan tidak hanya dipahami sebagai proses transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pembentukan karakter dan nilai-nilai moral. Dalam konteks sosial-politik yang penuh dinamika, pendidikan memiliki peran penting sebagai benteng dalam menghadapi krisis moral dan perilaku penguasa yang lalim. Artikel ini akan mengupas peran pendidikan dalam membangun kesadaran kritis di tengah gempuran tantangan moral dan ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa yang tidak memihak kepada rakyat.

 Latar Belakang
Dalam sejarah perjalanan suatu bangsa, pendidikan selalu menjadi instrumen penting dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai luhur masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tantangan terhadap pendidikan semakin kompleks, terutama terkait dengan krisis moral yang melanda banyak lapisan masyarakat. Krisis moral ini seringkali berakar pada praktik-praktik ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa yang lalim, yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan.
Selain itu, di era modern yang serba cepat ini, pendidikan sering kali terjebak dalam formalitas dan terasing dari kenyataan sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Akibatnya, pendidikan tidak mampu memberi kontribusi yang signifikan dalam membentuk pribadi yang jujur, adil, dan peduli terhadap keadilan sosial. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu mengambil peran yang lebih strategis, bukan hanya sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran moral untuk menghadapi tantangan sosial dan politik yang semakin rumit.

Permasalahan dalam Pendidikan di Tengah Krisis Moral


Krisis moral di Indonesia saat ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari praktik korupsi yang merajalela, ketidakadilan sosial, sampai lemahnya integritas pejabat publik. Ketidakmampuan penguasa untuk menjalankan amanah dengan adil sering kali menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan hukum yang ada. Di sisi lain, pendidikan sering kali terjebak dalam rutinitas yang tidak mengarah pada pembentukan karakter dan moral bangsa.
Salah satu contoh nyata adalah maraknya perilaku tidak etis dalam kehidupan sehari-hari, baik di kalangan pejabat maupun masyarakat biasa. Dari mulai manipulasi data, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, hingga perilaku intoleransi yang semakin meluas. Dalam kondisi ini, pendidikan harus menjadi kekuatan moral yang mampu melawan kebobrokan tersebut.

Pendidikan sebagai Benteng Moral


Pendidikan sebagai benteng moral memiliki kekuatan untuk membentuk pola pikir yang kritis dan memotivasi individu untuk berbuat adil dan benar meskipun dalam situasi yang sulit. Beberapa peran penting pendidikan dalam menghadapi krisis moral dan penguasa yang lalim antara lain:

1.  Membangun Kesadaran Moral dan Etika

Pendidikan yang baik tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang kuat. Pendidikan harus mengajarkan pentingnya integritas, kejujuran, dan rasa keadilan, yang pada akhirnya membentuk karakter individu yang tidak mudah terpengaruh oleh godaan korupsi dan perilaku lalim. Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi masyarakat untuk tidak membenarkan praktik ketidakadilan.


2.  Menumbuhkan Pemikiran Kritis
Salah satu peran utama pendidikan adalah membentuk generasi yang kritis terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang ada. Pendidikan yang mengutamakan kemampuan berpikir kritis akan memampukan individu untuk tidak hanya menerima keadaan, tetapi juga mengkritisi dan memperjuangkan perubahan yang lebih baik. Di sini, pendidikan menjadi alat untuk menumbuhkan kesadaran politik yang sehat, di mana rakyat mampu menilai kebijakan-kebijakan penguasa dan tidak takut untuk bersuara apabila ada ketidakadilan.


3.  Pendidikan yang Mengajarkan Empati dan Solidaritas
Pendidikan yang berorientasi pada penguatan karakter harus mampu mengajarkan nilai-nilai empati dan solidaritas sosial. Masyarakat yang memiliki rasa empati yang tinggi akan lebih sensitif terhadap penderitaan sesama dan tidak akan membiarkan penguasa bertindak lalim terhadap rakyatnya. Pendidikan ini harus dimulai sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 


4.  Mengembangkan Kepemimpinan yang Berintegritas
Pendidikan juga berperan penting dalam mempersiapkan pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Pemimpin yang berintegritas akan mampu menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya dan menjaga kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Pendidikan harus menekankan pada pentingnya kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan bertanggung jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline