Lihat ke Halaman Asli

"Entin Hilang" vs Pilpres 2019

Diperbarui: 20 Juli 2018   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Konflik Entin Hilang

Sinetron favorit masyarakat yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta nasional kini masuk pada Konflik Drama "Ceu Entin Hilang". Sudah sepekan lebih topik Entin Hilang belum menunjukkan titik terang bagaimana ending cerita nya. Pemirsa dibuat gregetan dan emosi. Raut wajah ibu di samping rumah sudah tegang, tangan diayunkan, sambil digebrak sedikit pegangan kursi yang didudukinya. Lantaran kesal, pak karsa dan kang idan ketelingsut sama mobil taksi yang membawa Entin dan penculiknya keluar dari rumah kontrakan, tempat Entin disekap.

Seminggu ini pula, orang-orang rumah heboh dengan sinetron yang satu ini. Magnet luar biasa bagi penggila sinetron yang akhirnya rela berdesakan transjakarta atau bus hanya demi bisa segera sampai rumah nonton Pak Erte Dadang dan kawan-kawan di layar kaca. Rekayasa konflik drama yang ciamik banget dipertontonkan oleh sinetron itu hingga remote teve disita oleh ibu-ibu di rumah sejak pukul 20.30-22.30 wib.

Memotret dari sudut pandang sosial, hal ini menciptakan kebersamaan dan kepekaan atas topik yang sedang hangat di masyarakat. Medsos sudah membuat sesuatu yang baru terjadi maka sepersekian detik menjadi viral di jagad maya. Ditambah bumbu bumbu obrolan disaat jumpa tetangga maka hidup pun terasa lebih berwarna. Apalagi punya hobi yang sama, nonton sinetron. Tak akan habis obrolan dari pagi hingga petang. Tiap episode bisa dibahas tuntasss tass oleh mereka.


Versus Pilpres 2019

Sesekali jadi pengamat politik, hehe. Tapi ya ngapain juga Konflik Entin Hilang disambungin sama Pilpres 2019. Emangnya apa yang hilang? Lalu konflik apa yang saat ini terjadi?? Terasa gak sih konflik itu di masyarakat?

Beberapa hari ini ngikutin donk berita up to date yang menyuguhkan kehebohan. Bagaimana tidak heboh, publik disodorkan oleh drama perpindahan parpol oleh sejumlah Bacaleg ditengah-tengah harga telur ayam yang naik karena perhelatan Piala Dunia 2018 lalu. 

Disamping itu, ada tokoh-tokoh publik yang terbelit kasus atau rumah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera dilempari bom molotov. Rupiah pun belum kembali perkasa. Kepercayaan publik kembali terguncang saat ada berita peresmian kantor polisi bersama antara RI dan China, di wilayah NKRI. Sampai hasil survey LIPI yang menyebutkan hanya 6 partai politik yang mampu melewati ambang batas PT 4%.

Hingga dua poros besar antara Presiden Joko Widodo dan poros Prabowo Subianto terus berkomunikasi dengan seluruh parpol untuk menentukan koalisi, arahnya, dan kandidat cawapres.

Pak Jokowi katanya sudah kantongi nama calon Cawapres. Pak Prabowo juga terus mencari gagasan mana yang cocok dengan platform kebijakan 5 tahun mendatang dari masing-masing poros. Sambil berharap, cawapres dipilih dari parpol mereka. Meski di poros Pak Jokowi sangat riskan mengambil petugas partai tertentu, karena tidak ingin partai lain menelikung di tengah jalan menuju 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline