Lihat ke Halaman Asli

Rumah Tumbuh bagi Korban Erupsi Merapi

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta- Masih lekang ingatan kita akan dahsyatnya gunung merapi yang meluluh lantakkan rumah-rumah disekitarnya. Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk memulihkan kondisi disekitar lereng gunung merapi, termasuk pembangunan rumah tumbuh bagi korban erupsi merapi.

“Saya tidak akan pindah kemana-mana mas, sudah dari kecil disini. Kalaupun pindah juga sama aja mulai dari nol lagi, lebih baik disini” ujar Sugiyo, warga Kalitengah, Sleman, Yogyakarta.

Banyak dari warga lereng Merapi yang menolak untuk direlokasi dan memilih untuk tetap tinggal di kawasan yang tergolong berbahaya tersebut. Melihat hal tersebut, akhirnya dibuatlah program pembangunan rumah tumbuh.

Rumah tumbuh adalah rumah yang berukuran 6x6 meter, dengan dinding yang terbuat dari batako dan beratapkan asbes. Dinamakan rumah tumbuh karena rumah yang dibangun secara bertahap dan berkelanjutan, disesuaikan dengan kondisi keuangan pemiliknya.

Sugiyo, mengaku senang mendapatkan bantuan rumah tumbuh dari para mahasiswa yang sedang melakukan KKN Peduli Bencana. “Saya sangat bersyukur mas, masih ada yang peduli dengan kami. Setidaknya kami bisa berlindung dari panas dan hujan”, ujarnya.

Ketika ditanya soal penggantian kerusakan akibat erupsi gunung merapi oleh pihak pemerintah. Sugiyo mengatakan sampai saat ini dirinya baru menerima bantuan pengganti ternak yang ikut menjadi korban. Selanjutnya ia menambahkan, uang tersebut hanya boleh digunakan untuk membeli ternak baru tidak untuk keperluan lain dan hingga kini masih berada di bank.

“Sampai sekarang belum saya ambil mas, jika tidak ada bantuan rumah ini saja kami masih tidur dipengungsian. Masak mau membeli ternak, terus mau ditaruh dimana”, ujar Sugiyo.

Sugiyo berharap hal-hal serupa terus digalakkan, sehingga para mahasiswa pun juga dapat merasakan apa yang menjadi masalah para korban erupsi merapi. “Tidak sekedar hanya janji-janji belaka, namun lebih kepada aksi dan perwujudan”, ujarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline