Lihat ke Halaman Asli

Friends With Benefits (FWB): Hubungan Paling Ambigu

Diperbarui: 9 Juni 2022   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Friends with benefits (FWB), merupakan hubungan dimana dua individu yang memiliki rasa percaya satu sama lain untuk melakukan aktivitas seksual tanpa adanya  ketakutan akan menyakiti perasaan satu sama lain. Keduanya sama-sama memiliki persetujuan untuk menjalani FWB. 

Orang-orang yang melakukan FWB ini biasanya merupakan orang-orang yang tidak tertarik untuk menjalani hubungan yang serius, atau tidak punya cukup waktu untuk hal tersebut.

Kebanyakan orang juga pada akhirnya menjalin hubungan FWB ini karena merasa mendapat keuntungan tanpa perlu adanya tanggung jawab dalam hubungan tersebut. 

Contoh, saya sedang melajang dan sedang menempuh pendidikan di luar kota tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, tetapi saya tidak ingin memiliki hubungan jarak jauh (ldr) dengan orang seseorang. Maka, FWB bisa menjadi pilihan untuk saya agar tetap bisa menikmati hubungan intim secaranya nyaman dengan seseorang yang saya kenal baik tanpa ada ikatan yang pasti diantara kita. 

FWB juga dapat merubah teman menjadi "partner" friends with benefits, merubah hubungan pertemanan menjadi sebuah hubungan yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. 

Menurut Rebecca Newman, MSW, LCSW, bagian penting dari perjanjian FWB ini adalah menyadari bahwa hubungan yang dijalani pasti akan berbeda dari sebelumnya karena adanya interaksi seksual yang mungkin akan muncul. Selain itu, kita juga harus bersiap-siap bila suatu hari akan kehilangan teman ketika perjalanan FWB yang dijalanin ini tidak berjalan lancar atau berkonflik di kemudian hari. 

FWB adalah kondisi ketika dua orang secara fisik sangat intim satu sama lain, namun mereka tak memiliki komitmen apa pun. FWB juga merupakan solusi untuk orang-orang yang ingin memiliki hubungan seksual dengan orang lain tapi tanpa ada komitmen di dalamnya. 

Hal ini juga mungkin terjadi karena adanya trauma dari masa lalu akan sebuah hubungan dengan komitmen.  FWB tentunya berbeda dengan one night stand. Saat menjalani FWB, kamu mengenali "partnermu" dengan baik meskipun tidak mencintainya secara romantis.

Menunjukkan, pria tampaknya lebih fokus terhadap manfaat yang didapatkan dan wanita lebih kepada pertemanan yang dijalani. Dengan kata lain, orang yang terlibat dalam FWB sudah jelas sangat menikmati waktu bersama dengan seseorang, namun hubungan mereka tidak meliputi soal romantisme dan ikatan apapun. 

Menurut Meagan Drillinger, founder Vaera Journeys, friends with benefits adalah tipe hubungan di mana dua orang yang memiliki koneksi platonik saling menggunakan satu sama lain untuk seks. 

Namun ingat, tentunya tidak ada keuntungan lain yang bisa kamu harapkan. FWB tidak selalu bisa menjadi teman curhat, atau partner menghadiri undangan pernikahan, atau dia yang akan ada di saat kamu sedang sedih. Tidak ada romantisme, tidak ada kencan, dan tidak ada komitmen. Nongkrong bareng artinya bertemu dan melakukan seks. Biasanya, hubungan FWB ini dapat bermasalah ketika salah satu di antaranya muncul perasaan yang tidak diinginkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline