Lihat ke Halaman Asli

Christian

Content Writer

Virtual Open House SD RA Kartini Tarakanita Surabaya

Diperbarui: 4 November 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Visualisasi Kisah Santo Carolus Borromeus, pelindung Yayasan  Tarakanita (Dokpri)

Surabaya -- Setelah berbulan-bulan ditempa pandemi Covid-19, tampaknya sekolah-sekolah terbiasa untuk mengadakan kegiatan secara daring. Demikian juga kegiatan Open House yang dahulu bermakna siapa saja bisa datang secara langsung dan melihat-lihat 'seluruh isi rumah', kini beralih secara virtual.

Selasa (3/11/2020) SD RA Kartini Tarakanita Surabaya menyelenggarakan Virtual Open House yang dihadiri oleh orang tua dan anak-anak TK se-Surabaya. Kegiatan ini dilangsungkan via telekonferensi Zoom dan disiarkan di kanal Youtube Humas Tarakanita Surabaya.

SD RA Kartini berada dalam naungan Yayasan Tarakanita. Oleh karena itu, hadir pula Sr. Yudith M. Maryani, CB, selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Surabaya dan Agus Tri Yuono selaku Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Surabaya.

Maria Shinta Dewi (Guru SD RA Kartini) memandu acara Virtual Open House yang berlangsung mulai pukul 17.00 -- 18.30 WIB. RRC Retno Dewi Tri sebagai Kepala SD RA Kartini menyambut dengan ceria orang tua dan anak-anak yang hadir.

Selain dalam rangka promosi sekolah, acara Open House ini juga dilakukan dalam rangka peringatan Pesta Santo Carolus Borromeus, pelindung sekolah dan yayasan. Oleh karena itu, para karyawan dan murid SD RA Kartini menampilkan visualisasi Kisah Santo Carolus Borromeus.

Visualisasi Kisah Carolus Borromeus

Visualisasi Santo Carolus Borromeus, Uskup Milan, Italia (Dokpri)

Carolus Borromeus (Carlo) lahir pada 2 Oktober 1538 dalam sebuah kastil di Milano, Italia. Ayahnya ialah Huberto Borromeo. Carlo merupakan putra ke-3 dari 6 bersaudara dari Ibu Margaretha de Medici.

Carolus Borromeus adalah bocah pendiam berwatak kaku, menonjol di bidang musik, senang bermain catur dan memiliki minat baca yang kuat.

Sejak kecil Carlo sudah bercita-cita menjadi biarawan. Maka di usia yang masih muda ia masuk seminari. Meski lamban dan tidak dapat berbicara dengan lancar, karena ketekunannya Carlo bisa menjadi uskup di usia 22 tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline