Lihat ke Halaman Asli

Cara "Yahudi" Memanfaatkan Issue Tsunami Pasca Gempa Jepang

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1299906680647583987

[caption id="attachment_94656" align="alignleft" width="330" caption="Bursa Wall street - Google Picture"][/caption] Wajar, semua orang khawatir akan issue tsunami pasca gempa jepang 11 Maret 2011. Sekian jam kita menungggu dampak itu merambah daerah-daerah yang berhadap langsung dengan pacific ocean.  Ternyata tidak berdampak parah seperti yang diperkirakan.

Simulasi-simulasi tsunami melalui perangkat komputer seperti BMG dan badan lain mengisyaratkan kewaspadaan, tetapi emosional masyarakat dapat menangkap sebagai suatu "Kepanikan". Tentu saja akan berpengaruh pada pemain di bursa saham maupun valuta.

Bagaimana reakasi pasar saham dan valuta dunia, selama sekian jam issue tsunami tersebut bergulir ? Adakah pihak yang sengaja membesar-besarakan dampak issue tsunami yang konon dapat melanda 20 Negara. "Bermain Mata"  dengan para spekulan besar ala Yahudi untuk  mendapatkan  "taking profit" besar selama sekian jam tersebut ? Bisa saja terjadi.

Index saham dunia beberapa mengalami kemrosotan.  11 Maret 2011 IHSG dipicu turun 45 Point. Sedangkan di wall street indeks Dow Jones ditutup menguat 59,79 poin (0,5%) ke level 12.044,4. Indeks Nasdaw juga naik 14,59 poin (0,54%) ke level 2.715,61. Untuk indeks S&P 500 juga naik 9,17 poin (0,71%) ke level 1.304,28

Walaupun teori pasar dapat membenarkan saja, bahwa sah-sah saja aspek psikologis didalam bursa adalah hal biasa. Namun saya boleh berpendapat lain, bahwa pemicu aspek psikologis melalui issue tsunami dalam beberapa jam, dapat dimanfaatkan oleh spekulan besar ala "yahudi" . Who Knows ? itulah pendapat saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline