Lihat ke Halaman Asli

Membangun AI yang Bertanggung Jawab sebagai Kunci Masa Depan Teknologi

Diperbarui: 29 November 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dalam era Revolusi Industri 4.0 yang kini tengah bergerak menuju Society 5.0, teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang paling berpengaruh adalah Artificial Intelligence (AI). AI merupakan teknologi yang dirancang untuk mereplikasi cara kerja kecerdasan manusia melalui pemrograman dalam sistem komputer. Teknologi ini memungkinkan mesin untuk berpikir, memecahkan masalah, memahami bahasa, dan berinteraksi secara cerdas dengan manusia.  

Saat ini, AI terus berkembang pesat karena kemampuannya untuk meringankan berbagai pekerjaan manusia. Teknologi ini telah dirancang untuk memahami konteks, memberikan jawaban atas permasalahan, dan bahkan beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya.  

AI dalam Kehidupan Sehari-Hari

Tanpa disadari, AI telah menyatu dengan aktivitas sehari-hari. Mulai dari ponsel yang kita gunakan, asisten cerdas seperti Siri dan Google Assistant, hingga fitur rekomendasi produk di platform belanja online yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi pengguna. Teknologi ini juga mencakup pengenalan suara dan wajah, penerjemahan otomatis, serta navigasi berbasis GPS.  

Dalam skala yang lebih luas, AI telah diaplikasikan dalam sektor perbankan untuk mendeteksi penipuan, di bidang kesehatan untuk menganalisis data medis, serta dalam pengembangan kendaraan otonom dan sistem pemerintahan berbasis data. Namun, keberhasilan ini mengundang satu pertanyaan besar: Bagaimana AI membuat suatu keputusan? 

Fenomena 'Kotak Hitam' dalam Keputusan AI

Penggunaan AI untuk pengambilan keputusan penting sering kali menuai pertanyaan, terutama karena banyak algoritma AI menggunakan metode deep neural networks dan machine learning. Teknologi ini sangat kompleks, tetapi memiliki kelemahan signifikan yaitu ketidakmampuan untuk menjelaskan proses pengambilan keputusannya secara transparan.  

Fenomena ini dikenal sebagai black box atau kotak hitam. Meski hasilnya kerap mengesankan, cara kerja internal AI sulit dipahami bahkan oleh para pembuatnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika AI digunakan untuk keputusan krusial seperti pemberian kredit, diagnosis medis, atau sistem penegakan hukum.  

Pentingnya Etika dalam Pengembangan AI 

Dengan semakin luasnya adopsi AI, muncul urgensi untuk memastikan teknologi ini menjunjung tinggi prinsip etika dan hak asasi manusia. Etika dalam AI mencakup privasi, non-diskriminasi, kebebasan berpendapat, dan keadilan. Namun, tantangan utama adalah bias yang sering kali diwariskan oleh pembuat AI.  

AI yang dirancang oleh manusia kerap mencerminkan bias pembuatnya, baik secara sadar maupun tidak. Hal ini menyebabkan standar etika dalam AI tidak selalu universal. Sebuah sistem yang dianggap etis di suatu komunitas mungkin tidak diterima di komunitas lain. Akibatnya, AI yang tidak etis dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap teknologi ini.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline