Tunduklah kau padaku, sepi!
Lihatlah! Derai hujan
telah berjatuhan
Luruhkan! segala hujam
yang lama kautancapkan
di dada. Di dadaku dulu merana
.
Angkuhmu tak jua pernah
mampu membunuh
hanya sekejap resah
kala aku merindu riuh
pada sauh bimbang kemana labuh
sebelum sambut pelukan teduh
.
Rebahlah, sepi ! Kau kekasihku kini
Berdesah di lembut ranjang. Kita telanjang
Berselimut hujan gagahi tubuhmu jenjang
Hingga rahimmu menjelang
lahirkan anak-anak sunyi
.
.
C.S.
menakluk sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H