Lihat ke Halaman Asli

Aku Kini Penjual Bunga

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hm, bisa jadi benar katamu

Aku t’lah menjadi penjual bunga

Lapak berganti meski berarti

Sepi tak ramai pembeli

.

Tak nampak lagi dagangan lalu

Padahal itu sangatlah laku

Biarlah, kau bilang aku berubah

lemah

Hanyalah, ku timbang akan sebuah

Rasa lelah

.

Pedang yang pernah kujajakan

Menusuk torehkan darah

Bara yang dulu kuhamparkan

Membakar ladang amarah

.

Hm, sepertinya salah katamu

Menjual bunga barulah asa

Kuingin mampu jalani itu

Karena di sana

Menjaga percik beningnya

Menyegarkan tiap kelopak

Memelihara helai lembut

berjuta keindahan warna

.

Tak mengapa

Tamanku sunyi semerbak

Tanpa gemuruh riak-riak

Kunikmati kicau merdu

Ucapan paruh sang waktu

Aku kini penjual bunga

.

.

C.S.

Petiklah Cuma-Cuma

Jika ada yang kau suka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline