Ada film yang saya sukai dan ternyata disukai juga oleh anak lelaki usia lima tahun saya. Seri pertama membuatnya sanggup menahan kantuk hingga film itu usai ditayangkan salah satu stasiun TV. Saya maklumi, wajar anak laki-laki seusia itu tertarik, lha wong saya saja demen. Transformer! Film aksi bertema ilmu dan tekhnologi (scifi) yang dari sana anak saya dengan mudah mengidolakan Optimus Prime dan Bumblebee. Ck..ck..ck.., dari mobil sedan dan tronton bisa menjadi robot canggih (autobot). Cara merubah dirinya pun asik sekali. Keren!
Kesan pertama itu menjadikan saat kami mampir ke lapak vcd, tak ragu lagi membeli keping seri selanjutnya. Kalau yang kami tonton di tv itu Transformar seri I, yang kami beli seri kelanjutannya. Kalau nggak salah Transformer II atau III, lah, agak lupa. Sudah kebayang bakal serunya.
Sampai di rumah pun, tak perlu menunggu lama, kami berencana memutarnya. Pasti lebih asik karena nggak ada iklan segala.
“ CD apa itu, Yah?” istri saya sempat menginvestigasi.
“ Transformer, Ma. Anak kita suka banget (aku juga,..batinku)..”
“ Banyak berantemnya, kekerasan, lho, Yah. Nggak bagus, ah..!”
“ Dikiit, kan nontonnya didampingi..”
Tanpa ragu dan ba..bi..bu lagi, saya putarlah keping CD itu. Eng..ing..eng! Pasti seru, nih, Mas! Kata saya bersemangat pada anak saya.
Jreeeenggg!!!
Adegan pertama. Sepasang muda-mudi. Saya tahu, itu tokoh utama manusianya. Tapi. Waduh! Astaga! Mereka di ranjang, ambung-ambungan, mesra-mesraan. Busananya minimal. Ceritanya, mereka usai bercinta lah. Setelah itu jelas-jelas, ceweknya pake sempak doang! Cantik sih, mulus sih, asoy sih. Tapi! Di depan layar tv itu anak balita saya!
Dan. Ini dia! Kalau didramatisir, tampak jelas mata istri saya merah mendelik dan kepalanya keluar asap memandang saya dengan berondongan kemarahan. “ Apa-apaan, ini. Nyetel apa ini, Yah?!!!!”
Remote.., mana remote...? Belingsatan saya cari remote yang ternyata saya pegang. Dan.., cethet!
“ Kok, dimatiin, Yah?” protes anak saya.
“ Nggak bagus, Mas. Nggak sopan. Ada “saru”nya..!”
“ Saru?”
“ Iya, masa di rumah pake sempak doang, malu dong! Nggak sopan itu!”
“ Tapi, aku pengin nonton Bumblebee, Yah..”
“ Besok aja, biar Ayah buang dulu saru-sarunya..”
“ Yaaah, nonton apa dong sekarang?”
“ Pocoyo saja , ya. Kan lucu. Iya kan Ma?”
Si dia nggak jawab, hanya senyum tipis ke arah anak kami. Lalu bergegas mengambil keping CD Transformer itu dan membawanya pergi. Hanya matanya jelas masih melirik dengan galak. Ada tertangkap makna “awas, kamu nanti!”
Sorry...sorry...soryyyyyy......!! Ini kecelakaan. Isin aku, jangan kayak saya yaaa.
.
.
C.S.
Cukup sekali..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H