Lihat ke Halaman Asli

Spanyol, Maurinho Tetap Pantas Didengar!

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Siapapun berhak menonton gelar akbar sepakbola serupa Piala Eropa di Ukraina-Polandia kali ini, demikian pula untuk berpendapat ataupun melontarkan kritik atas pertandingan yang usai disaksikannya, termasuk juga untuk seorang Jose Maurinho, pelatih berkebangsaan Portugal yang kini menangani klub besar Spanyol, Real Madrid.

Seperti telah beberapa media ulas, pelatih “bertangan dingin” dan bertemperamen unik ini tak mampu menahan kegatalannya untuk melontarkan kritik setelah menyaksikan laga antara Spanyol versus Italia dua hari lalu yang berakhir imbang 1-1.

Kebetulan sasaran yang ingin dikritiknya adalah timnas Spanyol, mungkin karena dia merasa memiliki “keterikatan” di sana selaku pelatih Real Madrid yang menjadi pesaing utama Barcelona, keduanya sama-sama menyumbang mayoritas pemain di timnas ini. Kritik utamanya adalah strategi pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque yang menggunakan pola 4-3-3, tanpa menggunakan striker utama yang justru terlihat mudah bergeser menjadi 4-6-0 adalah penyebab utama “mandul”nya permainan Spanyol. Sebaik apapun penampilan Silva, Andres Iniesta dan Fabregas di formasi tiga depan, tak bermanfaat karena hanya terus mengumpan tanpa ada ancaman berarti ke gawang Buffon (Italia). Tidak jelas siapa yang menjadi target man-nya, kurang lebih begitu maksudnya, inilah yang menjadi sumber mandulnya Spanyol, menurutnya.

Tapi kritik ini cenderung ditanggapi dengan negatif oleh Del Bosque ataupun pemain Spanyol, terutama yang merumput di Barcelona. Xavi Hernandes terkesan jumawa dengan mengatakan jawaban yang tidak pada konteksnya, yaitu pendapatnya tentang Maurinho yang tidak akan tercantum dalam sejarah sepak bola. Bagi Xavi, Guardiola (Pelatih Barcelonanya) adalah yang terbaik, lalu kembali mengungkit “persateruan” Barcelona dengan Real Madrid selaku dia adalah pemain Barcelona.

Mungkin karena banyak pendapat (Spanyol) yang mengkuatirkan kedatangan Maurinho mempengaruhi kondisi tim, Del Bosque pun cenderung tidak mengambil sisi positif/mengabaikan tentang kritik Maurinho, dia hanya terkesan “menyepelekan” dengan kembali di luar kontek dengan menyatakan kedatangan Maurinho tidak mempengaruhi apa-apa.

Dari pandangan netral, tentu saja sikap mereka sangat disayangkan. Di luar faktor adanya “rivalitas panas” dalam kompetisi domestik mereka, kritik Maurinho di atas sebenarnya sangat-sangat wajar dan obyektif namun ditanggapi subyektif. Secara nyata formasi aneh Spanyol itu demi meredam formasi “tumben”nya Italia yang menempatkan 5 pemain tengah dan hanya 3 bek. Italia terlihat lebih berkesempatan memetik keunggulan meskipun tidak dominan menguasai bola. Selain gol Di Natale, peluang lain milik Italia sebenarnya lebih bersih, paling tidak 1 gol lagi bisa diambil jika saja Balotelli tidak “mengantuk”. Beruntung Spanyol bisa membalas melalui gol Fabregas, karena peluang-peluang lain masih mudah terbaca/ditepis oleh kepiawaian Buffon.

Sepertinya Spanyol masih perlu lebih dewasa menyikapi kritik, darimanapun datangnya, apalagi ketika kritik itu masuk akal seperti yang keluar dari orang sekelas Maurinho. Sebaik apapun sebuah tim, jika terlalu jumawa, apalagi hanya menyalahkan rumput stadion yang menghambat tiki taka, maka mereka akan “terancam” kehilangan hasil terbaiknya.Ingat, Spanyol bukan hanya Barcelona. Dengan penampilan dan kerendahhatian Italia, tampaknya tim Azzuri lebih layak menjadi juara kali ini.

Salam olah raga.

.

.

C.S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline