Lihat ke Halaman Asli

“El Nino”: Chelsea Menang, Spanyol Menang!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebagian besar pencinta sepak bola pasti sudah tahu hasil pertandingan semifinal Liga Champion 2012 antara Barcelona melawan Chelsea semalam/dini hari. Leg kedua di kandang Barcelona (Nou Camp) itu berakhir dengan hasil imbang 2-2, yang berarti Chelsea-lah yang berhak lolos ke final dengan agregat 3-2, karena sebelumnya di kandang mereka menang 1-0.

Banyak yang sudah mengupas dan menganalisa jalannya pertandingan termasuk hasil akhirnya. Meski kadang berbeda bahkan saling “bertentangan”, mungkin karena masing-masing mengupas dari sisi yang “memihak” salah satu klub yang menjadi favoritnya, namun semua “pengamat” itu menyajikan hasil kupasan yang mantap, layaknya para komentator sepakbola yang sering muncul di televisi. Ada yang bilang Chelsea menang karena taktik bertahan (negative football), ada yang bilang Barcelona hanya kurang beruntung, dan seperti biasa, ada yang bilang “dewi fortuna” berpihak ke klub Inggris ini. Tapi yang jelas, faktanya Barcelona “kalah” secara agregat, tak lolos ke final.

Saya ingin menambah ramai pendapat tentang pertandingan ini? Iya, lah..hehe. Boleh doong. Tapi, ya dari sisi pandang saya sendiri selaku pengamat sepak bola yang sekian lama sudah malang melintang di depan televisi sambil ngopi.

Yang menjadi catatan tersendiri menurut saya adalah, pertandingan semalam secara khusus adalah milik Fernando Torres. Golnya di menit tambahan babak kedua pastilah sangat berarti untuk striker yang dahulu dijuluki “El Nino” ini. Memang, dengan mempertahankan skor 2-1 pun Chelsea tetap akan melaju ke final karena unggul dalam gol tandang. Tapi, yang nyata-nyata “memupus” harapan Barcelona adalah gol yang dicetak oleh Torres ini.

Semua tahu, striker berkebangsaan Spanyol ini sejak kepindahannya dari Liverpool serta setelah cedera yang pernah dialaminya, tak kunjung mampu menunjukkan performa terbaiknya. Baik saat tampil membela Chelsea ataupun saat bermain untuk timnas negaranya. Memang terkadang penampilannya terlihat membaik, namun selanjutnya menurun kembali. Yang jelas, dia belum juga mampu menunjukkan kehebatan sesungguhnya seperti ketika membela Liverpool. Jika anda ingat, saat di Liverpool penampilan Torres memang dahsyat, bagai badai saat menyerang, wajar jika dijuluki El Nino. Namun sampai saat-saat  terakhir ini, jelas terlihat bahwa sang El Nino ini tengah bermasalah dengan performanya. Dia telah berusaha namun tak kunjung bisa. Imbasnya adalah dia sering dibangkucadangkan saat pertandingan di liga, demikan juga di timnas Spanyol, Vicente Del Bosque tak lagi meliriknya.

Masih beruntung sebenarnya, mengingat baik Andres Vilas Boas, pelatih Chelsea sebelumnya ataupun Roberto Di Matteo, sang caretaker sekarang memiliki pendapat yang sama untuk memberinya kesempatan. Bahkan Di Matteo sendiri jika tak salah pernah menyatakan bahhwa Torres tetaplah striker berbahaya, hanya saja dia tengah menyandang masalah “psikologis”, mungkin di antaranya adalah kepercayaan diri. Namun mudah-mudahan bukan trauma cedera yang menghantui atau cederanya yang belum benar-benar pulih hingga mengganggu penampilannya. Ini yang harus diatasi dan itu semua tentu saja tak bisa dilakukan sendiri.

Secara pribadi sih, saya melihat itu ada benarnya. Namun Torres pun tampak selalu ingin bangkit dari keterpurukannya. Namun sayangnya, jika melihat pertandingan saat Chelsea berlaga dan Torres ditampilkan, saya merasa ada sebuah “penampakan” bahwa rekan-rekannya di Chelsea tidak sepenuhnya memberikan dukungan, Torres seperti “tak dianggap”, sebagai striker dia selalu saja diabaikan dari umpan-umpan matang. Jikapun dia mendapatkan peluang atau kesempatan, seringkali adalah hasil pencariannya sendiri, tentu saja hal ini sangat menyulitkannya. Hal ini mengingatkan pada “perlakuan” terhadap Andrei Shevcenko (Sheva) dahulu. Hanya satu orang yang terlihat mendukung penampilan Torres, yaitu rekannya sesama Spanyol, Juan Matta. Dia lah yang tampak masih sering memberikan padanya bola-bola matang. Itu kata saya.

So, kemenangan Chelsea ini adalah kemenangan yang sangat berarti untuk “El Nino”. Semoga bisa menjadi momen untuknya bangkit dan kembali ke masa emasnya. Tak mustahil akan membuka mata rekan-rekannya di Chelsea, publik Spanyol, dan juga Vicente Del Bosque selaku pelatih timnas negeri matador ini bahwa Fernando Torres, si “El Nino” itu belum habis, dia masih berpotensi, hanya membutuhkan bantuan, perhatian, dukungan dan tentu saja kesempatan. Chelsea menang, Inggris menang. Tapi Fernando Torres mendapatkan kemenangannya, untuk membuka mata Spanyol, bahwa mereka masih memilikinya. Sang El Nino yang mencoba bangkit untuk membadai lagi.

Salam olah raga.

.

.

C.S.

Kalau Main PS, pakai Bayer Muenchen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline