[caption id="attachment_155881" align="aligncenter" width="420" caption="Paul Scholes, from google."][/caption] [caption id="attachment_155882" align="aligncenter" width="306" caption="Thierry Henry, from google."]
[/caption] Jujur. Saya tak selalu detail mengikuti perkembangan sepak bola dunia, apalagi Indonesia. Paling-paling hanya sekilas saja saat ada event-event penting seperti piala dunia, piala eropa, atau jikapun harus memaksakan diri memelototi layar televisi adalah ketika timnas Indonesia berlaga. Meski demikian bukan berarti Saya tidak menyukai sepak bola. Tetap suka. Keterbatasan dalam hal berebut channel dengan anak-anak balita saya dan mamanya, yang seringkali berakhir dengan kekalahan telak Saya, membuat banyak pertandingan menarik di sepak bola ini yang terpaksa Saya lewatkan. Peluang menonton adalah ketika mampu begadang tengah malam, itu juga lebih dikalahkan keinginan mengantuk dan lelap di peraduan. Paling banter, agar tak terlalu ketinggalan, jika sempat hanya berusaha membaca ulasannya di media cetak atau digital. Itupun tak semua. Padahal lebih mantap juga kalau tak hanya membaca saja tentunya, kan? Tak apalah, yang penting masih bisa bercerita dengan sesama penggemar sepak bola. Meski begitu, sempat ada yang menarik perhatian Saya pada perkembangan berita tentang Liga Inggris baru-baru ini (ck..ck..ck.., sok pengamat nih..). Yaitu tentang kembali direkrutnya pemain lama (katakanlah "tua") yang pernah berjaya untuk kembali bermain di klub yang pernah dibelanya. Mereka adalah Paul Scholes dan Thierry Henry. Dua-duanya pernah dianggap sukses saat bergabung dan bermain di klubnya masing-masing. Scholes di Manchester United (MU) dan Henry di Arsenal. Fenomena menarik yang Saya cermati dalam hal ini adalah keduanya memberikan peran yang signifikan dalam penampilan-penampilan mereka (meski baru penampilan awal). Bahkan keduanya mampu menyumbangkan gol-gol untuk kemenangan klubnya masing-masing. Scholes menyumbang dua gol pada dua laga pertamanya, sedangkan Henry menyumbangkan satu gol penentu kemenangan saat laga awalnya. Mungkin bisa saja dikatakan ini hanya sebuah kebetulan. Tapi bisa jadi juga tidak. Paling tidak perlu diberikan tempat untuk sebuah teori tentang "semangat masih mampu" yang ditunjukkan Scholes dan Henry ini. Dalam dunia sepakbola, usia mereka sudah tidak muda lagi, bahkan untuk Paul Scholes sudah menyatakan gantung sepatu sebelumnya, namun spirit mereka untuk tampil dengan baik serta menunjukkan kemampuannya cukup terbukti. Masa istirahat dan hanya mengamati dari luar lapangan seringkali membuat "greget" seseorang untuk ikut tampil menyala kembali. Bukankah kita saja seringkali "sok bisa" saat gregetan menonton kalahnya timnas Indonesia? Apalagi jika yang mengalami itu adalah seorang "pemain yang pernah berjaya" seperti Scholes dan Henry. Peluang ini sepertinya mampu ditangkap oleh pelatih/manajer masing-masing klub, Alex Ferguson (MU) dan Arsene Wenger (Arsenal). Meskipun mungkin ada pertimbangan lain terkait manajemen klub, keputusan untuk merekrut kembali "semangat lama" itu sampai sejauh ini membuahkan hasil positif, apalagi tampaknya kedua pelatih ini melihat kejenuhan yang di alami anak- anak asuh mereka, disamping banyaknya pemain yang dibalut cedera. Saya tak menganggap kemenangan dan gol-gol mereka itu sebagai sebuah kemudahan karena klub-klub yang mereka hadapi itu adalah "klub lemah" atau sedang lemah. Laga awal yang dibela Scholes sebelumnya seingat saya adalah MU mengalahkan Manchester City dengan skor 3-2, Scholes menyumbang satu gol dan yang terakhir baru saja Saya membaca adalah MU menaklukkan Bolton Wanderers dengan skor 3-0 dan Scholes menyumbang satu gol. Sedangkan Henry bermain bagus bahkan menciptakan gol penentu saat Arsenal mengalahkan Leeds United di ajang Piala FA kalau tak salah, hasil terbaru penampilannya belum sempat Saya baca. Namun terkait klub apa saja yang dihadapi, menurut Saya untuk sekelas klub-klub sepak bola di Inggris, apalagi yang berlaga di Premier League ataupun FA, tak ada klub yang bisa begitu saja dianggap klub lemah atau sedang lemah. Manchester City bahkan masih memuncaki klasemen sementara kan?. Masing-masing bisa tetap saling mengalahkan. Bahkan klub-klub besar sekalipun seringkali sulit mempecundangi bahkan juga sering terjungkal dikalahkan oleh klub-klub yang seringkali dianggap lemah. Bisa jadi jika melihat skill, pengalaman serta semangatnya, kedua pemain ini akan lebih sering ditampilkan meski pasti akan tetap diperhitungkan faktor fisik mereka terkait usia. Paling tidak, kesuksesan mereka pada laga-laga awal yang diikutinya menunjukkan bahwa meskipun "tua" namun spirit,skill, serta semangat mereka tetaplah patut diperhitungkan. Bahkan sepertinya masih ada satu hal lagi yang menentukan, yaitu jiwa kepemimpinan/senioritas yang mereka miliki mampu mengangkat mental bermain rekan-rekannya di lapangan. Salut untuk Henry dan Scholes. Hai anak muda! janganlah begitu mudah menyepelekan yang "tua"! Salam olah raga. . . C.S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H