Lihat ke Halaman Asli

Berapa Banyak Oksigen yang Kita Sumbang?

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

. [caption id="attachment_144040" align="aligncenter" width="450" caption="from google"][/caption] . Sudah lama wacana tentang Global Warming, pemanasan global yang tidak terbantahkan lagi. Udara semakin panas, ozon berlubang tambah parah, dan cuaca yang ekstrem semakin mengganas. Berbagai langkah dan kebijakan terkait hal ini, sudah bukan lagi menjadi isu domestik saja. Tapi sudah mencapai tingkat regional, bahkan internasional. Entah apakah langkah dan rencana para pengambil kebijaksanaan tingkat negara dan dunia ini sudah nyata atau belum. Yang pasti kita hanya boleh berharap dan jangan lupa ikut berbuat. Ya, tentu saja sesuai kemampuan kita. Sehari-hari saja kita disibukkan dengan kegiatan untuk mencari makan, maka wajar jika apa yang bisa kita lakukan tak bisa seperti mereka-mereka yang berbuat lebih banyak dan diganjar kalpataru. Lalu, apa yang paling tidak bisa kita lakukan? Sekecil apapun, kalau kita punya niat, pasti ada artinya. Sekarang coba saja kita pikir. Kita bernapas menyerap oksigen bukan? lalu oksigen yang kita hirup itu milik siapa? Milik Tuhan. Iya...lah, kalau jawaban itu anak TK nol kecil juga tahu. Maksud saya, apakah selama kita enak-enak menghirup oksigen itu pernah berpikir, oksigen yang kita sedot itu berasal dari pohon milik siapa? Siapa yang menanamnya? Kalau anda berpikir ke situ, syukurlah. Kalau tidak, ya...berpikirlah. Dari oksigen yang telah kita nikmati itu, sudahkah kita berperan dalam ikut menyumbangkannya? Sehingga udara bersih yang kita hirup bisa saling kita tukar dengan oksigen yang ikut kita sumbang, yaitu dengan pohon yang kita tanam. Anda tinggal dimana? Apakah ditempat tinggal anda banyak tumbuh pohon? Jika iya, berapa pohon yang merupakan hasil karya bercocok tanam anda? Jika sama sekali tidak ada, keterlaluan sekali, karena anda hanya bisa merampas jatah oksigen milik orang lain yang menyumbangkan peran dengan menanam. Maka itu. Untuk kapasitas orang seperti saya dan mungkin anda. Tak usahlah harus berpikir muluk-muluk menggelar acara menanam seribu atau sejuta pohon. Kalau bisa sih, jempol untuk anda (nggak hanya menanam lho, tapi merawat juga). Paling tidak kita minimal bisa menyumbang melalui langkah-langkah pribadi, yang mesti kecil, tetaplah itu berarti. Menanam dan merawat pohon. Meski di rumah kita sendiri, baik di halaman atau pun di pot-pot yang kita sediakan, akan sangat berarti untuk ketersediaan oksigen, sumber napas kita. Bayangkan saja, jika penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta orang lebih, masing-masing menanam dan merawat lima pohon saja, alangkah sejuknya. Paling tidak, dari pohon yang kita tanam, kita tidak merasa merampas oksigen "milik orang" yang sudah mau repot menghijaukan bumi dengan menanam. . Love Green C.S.-mu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline