Lihat ke Halaman Asli

Kusyuk Berasik Masyuk?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala lara di depan mata

Kenapa kau lebih suka

tanyakan dia ada di mana?

Bila tak sebutir

air matamu jujur mengalir

usahlah busa kaupelintir

agar mulutmu tak bau anyir

.

Di sini di sana di mana

derita-derita meluka

berita-berita terbaca

cerita-cerita meraja

Mungkin saja kita sama

jadikan mereka wacana

penghias santap siang belaka

melupa tak berarti apa-apa

.

Jika mampu kita

hanya duduk

kehendak kita

tak daya unjuk

lebih baik membisu dan tertunduk

berharap tangan-tangan memeluk

.

Hei, kenapa gigimu gemeretuk?

Tuluskah rasamu dalam telunjuk?

Marah padaku yang nyeletuk?

Jangan-jangan kau tengah kusyuk

Dalam berahi berasik masyuk

Karena derita mereka sungguh empuk

Jadikan pisau tajam untuk

menerjang musuh yang ingin kau tusuk?

.

.

C.S.

ibumu mungkin sedang ke pasar,

atau jauh tangga dan pagar

usah mengumpat kasar

ceboki saja adikmu agar

tangisnya tak lagi mekar

ataukah di lubuk dasar

kau benci ibumu

yang kisah itu belum tentu

telinganya tak mendengar ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline