Lihat ke Halaman Asli

Dik

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dik

Aku tak sabar lagi

kau selalu kunanti

duduk berdua

Di teras rumah kita

Semoga saja

hujan menyapa

gerimis pun tak mengapa

.

Dik

Sudahlah

Semua debu telah tersapu

olehmu

Letakkan dahulu gelas-gelas itu

Kemarilah

bersandarlah

wangi tubuhmu tersaji

paduan semerbak kopi

kita kecup segala janji

tuk berbincang tentang

segala angan dan kenangan

lalu deraikan tawa

pada

uban yang hiasi rambut kita

masa berlalu tiada terasa

.

Dik

hari menjelang senja

cinta ini masihlah sama

dan selalu akan sama

aku memelukmu

sepenuh waktu

.

Dik

Hujan telah gemericik

Tetes kerinduan yang berbisik

Kau tetap tampak cantik

.

Dik

Puisiku

untukmu

tiada titik

.

.

C.S.

15 jan 15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline