Lihat ke Halaman Asli

Mati

Diperbarui: 19 Juli 2023   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia bersuara menghancurkan hening malam.. tak ada yang mendengar.. 

Ibunda meraung mengiba yang Kuasa. 
Kumpulan doa bersautan dari mulut ke mulut, mencoba membelah langit di mana Sang Hyang Widhi bertakhta,
meski cucuran tangis bercampur sengatnya peluh, tak pelak membungkam harap. .
Putus sudah.
Sukma yang telah cerai dari raga serupa minyak tak tercampur air,
Ibunda hatinya terhempas perih dan tak sanggup pula ditahannya.
Bak ngengat terpikat cah'ya lilin, tak terlepas genggam tangan ibunda terhadap putranya.
Makin larut malam memanggil dingin, makin khusyuk permintaan hamba.
Sungguh malang nasib ternyata, Sang Empu Hidup tak sembunyikan akhir hayat makhluk-Nya.
Hanya ibunda yang tak tahan, mungkin ingin ikut dia katakan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline