Lihat ke Halaman Asli

Rindu

Diperbarui: 9 September 2021   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kopi yang kuteguk tadi memaksa mataku tetap menyala..

Jutaan pemikiran menyelip kemudian di heningnya malam.

Ingatan akan senyum dan tawa merampas indahnya bintang di atas sana.

Bibirku sedikit mengulas senyum,
ah.. nadir yang kurasa.

Kopi yang kuteguk tadi memaksa jantungku berdegup lebih cepat dari larinya si kancil.

Bukankah rindu adalah takdir semua orang? tanya batinku. 

Akhirnya, tanganku meraih peralatanku.

Cat biru yang kuambil, mengalir mengikuti irama kuasku, mempertegas betapa dangkalnya perasaanku.

Hanya bisa kumengingatmu tanpa mampu kurengkuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline