Ini tulisan saya di blog pribadi Chrisma Wibowo pada 31 Maret 2009. Selamat membaca. Masakan Padang identik dengan masakan yang relatif mahal, jika berbanding dengan masakan warteg atau pun masakah kantin-kantin perkantoran. Namun biar bagaimana pun masakah yang dominan dengan santan ini sudah mempunyai konsumen setia-nya sendiri. Sehingga walau relatif tidak murah tapi tetap dicari dan dinikmati oleh penggemarnya. Saya termasuk golongan itu. Penikmat masakan yang berbumbu kuat, terasa dan tidak setengah-setengah. Masakan padang yang katanya orang pedas, tetap tak mampu menendang rasa pedas di lidah saya. Namun biar tidak terlalu pedas, saya tetap merindukan jika sudah lama tidak menikmati jenis masakan yang satu ini. Tapi saya akhirnya (saya katakan akhirnya, karena setelah survey selama 13 tahun) menemukan warung masakan padang terMURAH di Jakarta. Warung ini, saya katakan warung karena memang lokasinya sangat sederhana, yang hanya memuat ruangan sekitar 4 meter x 3 meter dan dapur yang hanya 2 meter x 2 meter pun, tidak menggangu saya dalam menikmati cita rasa masakan warung masakan padang ini. Kesempatan pertama saya mampir di warung ini adalah sekitar tahun 1992, sewaktu hendak kursus bahasa Inggris, jam 3an sedangkan saya belum makan. Sehingga saya mencari makanan yang selewatnya. Saya mampir di Sunan Giri Plasa (sekarang bernama Sunan Giri Plasa juga, kali?!?). Mencari apa yang ingin saya makan yang pas dengan uang saku anak SMA pada saat itu. Saya menjatuhkan pilihan ke warung masakan padang yang bernama "Surya Indah". Pada awalnya warung ini menghabiskan trotoar pinggir jalan jalan Sunan Sedayu sehingga termasuk warung AMIGOS juga. Saat itu saya memesang ayam panggang dengan sayur daun singkong rebus dan sambal lado. Karena uang saya pas-pasan saya pun memesan yang pas saja. Pada saat itu uang yang saya habiskan untuk memakan makanan tadi seharga 1500 rupiah. Alhamdulillah, 1500 perut sudah kenyang dan siap untuk menempuh kursus bahasa Inggris saya. Kesempatan kedua, saya datang pada tahun sekitar 1994-an. Pada saat itu uang saya masih cukup banyak sehingga saya cuba datang warung SURYA INDAH dengan langkah tegap. Saya memesan Ayam goreng dengan sayur singkong dan sambal lado. Dikarenakan saya membawa uang 'agak' lebih, saya menam bah nasi dengan tambahan kuah santan dan sambal lado (saya tahu jika makan di rumah makan padang, sambal lado dan kuah adalah yang gratis). Setelah saya makan dengan nambah nasi 2 kali, saya pun maju bertemu dengan Bapak yang jual. Saya bertanya, "Berapa, Pak?", beliau menjawab, "Makan pakai apa saja yah?". Saya mencuba mengingat-ingat makanan apa saja yang sudah masuk ke perut waktu itu. "Ayam goreng, paha, sayur dan sambel. Nasi nambah dua kali, Pak". Si Bapak sepertinya sudah hafal harga kombinasi makanan nasi dengan lauk pauknya, dengan sigap dia menjawab, "2500, Mas". Saya masih belum terlalu memperhatikan kondisi harga pada saat itu sehingga saya bayar saja. Pada kali kesempatan ketiga, yakni pada tahun 1996, sehabis pulang fitness. Saya yang dalam keadaan lapar saya mampir lagi kewarung ini. Kali ini saya menghabiskan ayam goreng dengan sayur singkong rebus dan sambal lado. Namun yang beda kali ini saya tambah 3 kali nasi dengan campuran kuah dan sambal lado. Ayam goreng satu saya habiskan bersama dengan 3 kali porsi nasi. Setelah selesai, saya mau bayar atas makanan yang telah saya habiskan ini. Saya bertanya, "Berapa, Pak?", beliau menjawab, "Makan pakai apa saja yah?". Saya tentu akan ingat makanan yang sudah masuk sebanyak 3 kali itu. "Ayam goreng, paha, sayur dan sambel. Nasi nambah Tiga kali dengan sayur singkong dan sambal lado, Pak". Si Bapak menjawab" Sayur dan sambal gratis Mas, alias sudah termasuk"kemudian dia melanjutkan, "3500, Mas". Kaget bukan kepalang, saya nambah tiga kali kok semurah itu, itu pemikiran saya. Mungkin dia tidak mendengar pada bagian saya nambah 3 kali. Kemudian saya ulangi, "Saya nambah tiga kali porsi nasi, Pak." Dia cuma menjawab, "Iya saya tahu. 3500 Mas." Penasaran meliputi saya, sehingga saya kesana kebesokan harinya. Kali ini saya menambah sampai 5 kali porsi nasi dengan kuah dan sambal lado, dan tetap ayam hanya satu kali saja. Saat yang paling menegangkan datang, yakni pada saat saya membayar makanan yang saya makan itu. Saya bertanya, "Berapa, Pak?", beliau bertanya lagi, "Makan pakai apa saja yah?". Dengan penuh rasa penasaran, saya menjelaskannya dengan tidak terlalu cepat"Ayam goreng, paha, sayur dan sambel. Nasi nambah LIMA kali dengan sayur singkong dan sambal lado, Pak". Si Bapak menjawab" 3500, Mas". Saya kaget banget, karena tidak beda dengan harga yang kemarin sehingga menjelaskan bahwa memang segitu harganya jika makan dengan Ayam goreng. Cuma mungkin nasinya gratis juga yah? Masih belum tenang saya bercerita dengan teman-teman. Banyak yang tidak percaya sehingga saya membuat ajang tebak-tebakan. Dengan situasi adalah "Jika lebih dari 10,000 saya yang bayar. Jika kurang dari 10,000 Kamu yang bayar." Situasi ini menguntungkan bagi teman-teman saya yang akhirnya mereka mau. Banyak sekali teman-teman saya yang membayari makan saya karena rasa penasaran mereka ini, ada yang makan nya sedikit dan nambah berkali-kali pun harganya tetap sama. Dan iya, setiap kali makan disana saya selalu nambah minimal 2 kali, maksimal rekor saya 5 kali. Hingga sekarang warung itu sudah banyak yang mendatangi. Dulu cuma tukang becak dan bajaj yang datang. Sekarang mahasiswa, dokter, supir taksi dan saya pun sering mengunjunginya. Sebagai catatan, sekarang ayam goreng lengkap dengan sayur dan sambal lado harganya 4500, walau Anda nambah nasi, kuah dan sambal lado. Harganya tetap 4500. Semoga diberkahi rejeki Bapak itu, karena disanalah orang-orang masih sempat merasakan rasa daging ayam dan nikmatnya masakan padang dibawah 6000 rupiah. 9EFEF0F4-40F3-BCCD-6217-D2EB9204528F 1.02.28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H