Lihat ke Halaman Asli

Cita-Cita dan Impian Jenderal Ahmad Yani yang Tidak Pernah Terwujud

Diperbarui: 6 Oktober 2020   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenderal Ahmad Yani Dalam Kunjungan Ke. Flores beberapa hari sebelum G 30 S|Sumber : Indonesia.id

                                                  

Aku patung, mereka patung
Cangkir teh hangat namun kaku dan dingin
Meja-meja kayu mengkilap
Wajahmu dibasahi air mata yang dilukis

Tubuh kaku tidak bergerak
Ingin hapus air matamu tapi aku tak bisa
Patung-patung kayu mengkilap
Pikiran mereka kosong memikul peran

Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia
Tapi kita dalam diorama
Harusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarah
Tapi kita dalam diorama 

Itu adalah penggalan lirik dari sebuah lagu milik Tulus yang berjudul "Diorama". Lirik ini mungkin cukup menggambarkan suasana di dalam Museum Sasmitaloka Ahmad Yani yang terletak di Jl.Lembang no.67, Menteng, Jakarta Pusat. 

Museum ini dulunya adalah rumah Jenderal Ahmad Yani yang dialihfungsikan menjadi Museum untuk mengenang Jenderal Ahmad Yani dan Jenderal lainya yang gugur dalam G 30 S 1965 lewat patung, bingkai foto, piagam, surat tulisan,  duplikat seragam dinas dan barang berharga lainya. 

Museum ini menjadi saksi bisu ketika Jenderal Ahmad Yani harus kehilangan nyawanya setelah diberondong tembakan senjata laras panjang oleh pasukan Tjakarabirawa yang memang sudah ingin menculik sang Jenderal yang saat itu menjabat sebagai Menpangab pada jam 4 subuh dini hari, sebuah waktu yang seharusnya digunakan untuk "berbincang" dengan sang Khalik malah menjadi waktu yang menjadi sejarah menyedihkan bagi bangsa ini.

                                       

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani| Sumber : tribunnews.com

Tragedi tersebut bukan hanya merenggut nyawa sang Jenderal dan juga psikologis keluarganya. Akan tetapi, tragedi tersebut juga telah merenggut dan memupus cita-cita serta impian sang Jenderal yang ingin diwujudkanya untuk sang bumi ibu pertiwi. 

Jenderal Ahmad Yani adalah jenderal yang cerdas dan memiliki pemikiran serta rencana yang matang dalam berbagai operasi militer. Berkat kematanganya dalam menentukan taktik militer itulah, Jenderal Ahmad Yani menjadi tokoh yang berperan besar dalam penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta, Kahar Muzakar , DI/TII , dan Operasi Pembebasan Irian Barat. 

Semua keberhasilan itu pada akhirnya menjadikanya sebagai Jenderal kesayangan Presiden Soekarno pada saat itu dan itu yang membuatnya berhasil diangkat menjadi Menpangab pada tahun 1962. Bukan hanya itu, Jenderal Ahmad Yani juga mendapat "warisan" dari Bung Karno untuk menjadi penerusnya sebagai pemimpin bangsa ini bila Bung Karno tidak lagi menjabat sebagai Presiden. 

"Warisan" ini yang disambut gembira oleh keluarga dari sang Jenderal sendiri karena ini adalah bukti bahwa sang Presiden sudah melihat dengan "mata batin"nya sendiri bahwa Jenderal Yani adalah figur yang tepat untuk memimpin bangsa ini setelah dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline