Lihat ke Halaman Asli

Negeri Para Penipu

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

adalah malu mengatakan ini, sebab seperti menepuk air di dalam dulang maka akan terpecik wajah sendiri yang juga tak sebersih orang lain; kotor dan berdebu. Tapi terlalu perih juga kalau ini hanya disimpan, membuat kronis pada hati dan membuat empedu jiwa menjadi menanah...membusuk dan pecah....

adalah malu menyaksikan kebusukan setiap hari. Politik tipu-tipu yang tak tahu malu...para penguasa negeri yang menjual diri lebih dari seorang pelacur yang sering dicap kotor.... memamerkan tubuh yan gpenuh kebusukan dan bau amis sebagai sebuah hal yang biasa dan lumrah. adalah malu....malu..dan malu....tapi lebih baik daripada tidak terungkapkan....

pagi ini aku duduk sendiri, membayangkan tipu-tipu apa lagi yang aku saksikan...mulai dari presiden yang penipu, para menteri yang penipu, para anggota dewan yang penipu, para gubernur, para bupati, para camat lurah, kepala desa, RW, RT, dan mungkin aku......

Tuhan maafkan kami...NEGERI PARA PENIPU.....!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline