Lihat ke Halaman Asli

Chrestella Aurora Rambu

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Teori Kolonialisme Elektronik: "Black Lives Matter" yang Mengubah Pandangan Dunia

Diperbarui: 20 November 2020   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ; https://edition.cnn.com/2020/06/23/politics/black-lives-matter-support-impact/index.html

Nama George Floyd menjadi perbincangan di Amerika bahkan di seluruh dunia. Namanya selalu disebut dalam demo-demo di tahun 2020 ini  yang diadakan oleh demonstran untuk membela orang Afrika Amerika yang selama ini masih merasakan adanya rasisme di dalam hidup bermasyarakat. George Floyd 

Dilansir dari kompas.com , pada tanggal 25 Mei 2020 di Minneapolis George Floyd dituduh oleh seorang kasir disebuah toko karena ia membeli dengan uang palsu dan kemudian kasir tersebut menelfon 911 untuk meminta bantuan karena Floyd diduga menolak untuk mengembalikan barang ia beli. Setelah itu datang polisi 4 polisi yaitu Derek Chauvin, Thomas Lane, J Alexander, dan Tou Thao. 

Kemudian salah satu polisi yaitu Thomas Lane yang kemudian mendatangi George Floyd kemudian langsung mengarahkan pistolnya dan memaksa George Floyd. Dikatakan bahwa Floyd menolak untuk di borgol dan akhirnya ia patuh. Kemudian dikatakan bahwa George Floyd jatuh ketika ia akan dibawa masuk ke dalam mobil , dikatakan bahwa ia menolak kemudian Derek Chauvin langsung menaruh lututnya dileher Floyd. 

Dilansir dari dunia.tempo.co dalam sebuah rekaman, Floyd mengatakan ia memiliki klaustrofobia dan kemudian ia tidak bisa bernafas, lehernya terasa sakit karena lutut Chauvin yang menekan lehernya. Tidak lama setelah kejadian tersebut, George Floyd meninggal. Kasus ini menjadi viral karena tersebarnya video amatir yang memperlihatkan Floyd yang berada diaspal dengan keadaan yang sangat memperhatinkan.

Kasus ini menjadi perhatian masyarakat dunia karena kasus ini membuat geram dan kesal dengan bagaimana cara penanganan polisi. Dilansir dari aljazeera.com , pada tanggal 26 Mei mulai diadakannya demo di Minneapolis karena mereka tidak terima dengan kasus kematian George Floyd. Kasus Floyd juga dibandingkan dengan kasus di 2014 yang terjadi pada Eric Garner. Demo semakin meluas hingga ke beberapa kota di Amerika Serikat seperti Los Angeles, Tennesse, dan banyak lagi kota-kota yang mengadakan demo.

 Berita tentang kematian George Floyd semakin meluas hingga ke negara besar seperti Inggris, Australia, Jerman, Belanda. Meluasnya hastag #BlackLivesMatter di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook. Beberapa layanan streaming seperti Netflix juga menyuarakan rasa simpati mereka dengan mendukung hastag ini. 

Dalam web Blacklivesmatter.com, mereka menulis bahwa mereka menghargai dukungan-dukungan yang mereka dapatkan untuk melawan dan memperjuangkan orang Afrika Amerika. Banyak sekali cara yang mereka lakukan yaitu dengan mengumpulkan donasi-donasi, mengumpulkan petisi-petisi dan masih  banyak lagi.

We appreciate your support of the movement and our ongoing fight to end state-sanctioned violence, liberate Black people, and end white supremacy forever. - Blacklivesmatter.com

Bukan hanya masyarakat biasa yang mendukung gerakan ini karena selebritis,influencer, bahkan tokoh dunia pun ikut  turun dalam membela hak orang  Afrika Amerika. Contohnya seperti Selena Gomez ia memiliki jutaan pengikut di Instagram,  kemudian ia menggunakan  platfom Instagramnya sebagai tempat dalam  menyuarakan gerakan Black Lives Matter

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline