Lihat ke Halaman Asli

M Chozin Amirullah

TERVERIFIKASI

Blogger partikelir

Medan, Keragaman, dan Keterbukaan

Diperbarui: 8 November 2022   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto :  dokpri

Oleh M Chozin Amirullah

Berbicara tentang Medan, di kota ini hanya ada dua jenis makanan, yaitu makanan enak dan enak banget. Ungkapan ini memang terasa hiperbolik. Tapi bagi yang pernah apalagi sering ke Medan pasti tahu, kota ini memang salah satu surga kuliner terbaik di Indonesia.

Saya sendiri, setiap ada kesempatan berkunjung ke Medan, selalu berburu kuliner di kota ini. Saya punya daftar panjang tempat makan yang biasa dikunjungi saat berada di Medan mulai dari Tip Top, Soto Sinar Pagi, Sop Sipirok, Mie Rebus Dewar, Iga Bakar Bang Ndut, Mi Aceh Titi Bobrok, Belut Mbak Sherly, Nasgor Semalam Suntuk, dan lainnya.

Daftar di atas tentu saja hanya Sebagian kecil dari makanan enak di Medan. Masih ada berderet daftar makanan enak dan enak banget di Medan. Namun, kali ini saya ingin melihat kuliner Medan dari sisi lain. Ragam kuliner di kota ini, bukan hanya memanjakan lidah. Berbicara mengenai kuliner Medan, kita juga berbicara mengenai tentang keragaman.

Dari daftar restoran yang saya tulis di atas, kita melihat restoran tersebut menyajikan makanan dari berbagai latar belakang budaya. Ada restoran yang menyajikan hidangan Western, Oriental, Jawa, India, Arab, dan Melayu. Bisa dibilang semua jenis makanan tersedia di Medan.

Ragam kuliner yang ada di Medan menunjukkan bahwa kota ini merupakan kota yang multikultur, sebuah wilayah dengan kemajemukan budaya. Sebab, makanan adalah produk budaya.  Di kota ini, beragam suku dan ras memang berbaur menjadi satu. Medan adalah sebuah melting pot, sebuah tempat aneka budaya melebur jadi satu.

Aneka budaya yang saling berinteraksi satu dengan lainnya, membuktikan masyarakat Medan adalah masyarakat yang terbuka. Bisa menerima berbagai perbedaan yang hadir di satu tempat. Hal ini juga yang membuat masyarakat Medan mudah menerima ide-ide baru.  

Saya melihat fenomena tersebut saat kunjungan Anies Baswedan ke Medan. Anies Baswedan tidak hanya disambut meriah saat di bandara dan juga saat kunjungan. Anies Baswedan juga disambut meriah saat menyampaikan gagasan. Hal tersebut terlihat saat sesi dialog Anies selama berkunjung di Medan, selalu mendapat respons meriah.  Selalu banyak audiens yang bertanya.

Foto : twitter Anies Baswedan

Latar belakang audiens yang bertanya dan berdialog pun latar belakangnya beragam mulai dari mahasiswa hingga pendeta. Salah satu pertanyaan datang dari Pendeta Brigjen Sianipar mengenai keadilan dan keseteraan bagi umat beragama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline