Lihat ke Halaman Asli

M Chozin Amirullah

Blogger partikelir

Budaya Hari Ini, Hakikatnya adalah Terobosan di Masa Lalu

Diperbarui: 8 Juli 2022   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image caption

Selasa (5/7/2022) Paguyuban Wayang Orang (WO) Bharata menyelenggarakan ulang tahun Emas, yang ke-50 tahun. Di HUT-nya yang setengah abad tersebut WO Bharata kedatangan tamu istimewa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ariza Patria. Kedatangan Gubernur memberikan hadiah special juga buat WO Bharata, yaitu renovasi gedung pertunjukan yang terletak di kawasan Pasar Senen tersebut senilai 7 Milyar.

"Kami di Pemprov DKI Jakarta, Insya Allah akan terus mendukung. Insya Allah renovasinya akan segera dilakukan, dan kami berharap renovasi ini juga mencerminkan era baru; teknologi, fasilitas, cara pengelolaannya. Kita berharap sebelum akhir tahun bisa tuntas. Sekali lagi selamat berkarya untuk Wayang Orang Bharata dan selamat  mengembangkan kebudayaan. Kita jadikan kebudayaan bukan sebagai penghidupan, tapi kebudayaan sebagai kehidupan," pungkas Anies.

Ada yang menari dari pidato Mas Anies pada acara tersebut, yaitu ungkapannya: Apa yang kita sebut sebagai (warisan) budaya hari ini, pada hakikatnya adalah hasil terobosan (inovasi) di masa. Apa yang sekarang kita sering sebut sebagai pakem, dulunya justru anti-pakem dan tak jarang dianggap kotroversi. Kontroversi yang diikuti lama-lama menjadi trend dan akhirnya menjadi kebudayaan.

Anies memberikan ilustrasi, di masa lalu, pakemnya hanya perempuan menggunakan kain batik. Sedangkan laki-laki pakaiannya selalu polos, kalaupun ada motif, itu lurik (bukan batik). Suatu saat ada seorang (yang kebetulan desainer kondang) mengenakan kemeja yang berbahan batik. Awalnya, semua orang menengok dan mengatakan sebagai pelanggaran pakem. Tapi pelanggaran itu diikuti oleh yang lain, dah bahkan menjadi trend. Kini semua orang biasa menggunakan kemeja batik dan bahkan kita rayakan batik sebagai baju nasional.

Kebaruan (baca: terobosan) memang akan selalu menimbulkan perasaan ketidaknyamanan. Tapi keberanian melakukan terobosan, keberanian melakukan kebaruan, itulah yang membuat sebuah kebudayaan terus menerus mengalami perkembangan. Sebaliknya, ketika terobosan berhenti, ketika inovasi berhenti, maka budaya hanyalah sebagai onggokan warisan masa lalu yang pelan-pelan akan ditinggalkan oleh generasi baru.


Apa yang disampaikan oleh Gubernur Anies sebenarnya hanya ditujukan kepada para pelaku seni WO Bharata, tapi ajakan untuk kita semua. Agar kita terus berkarya, berinovasi, melahirkan kebaharuan dan terobosan yang tidak hanya bisa dinikmati diri sendiri dimasa kini, tapi juga kebermanfaatannya bisa dirasakan di masa depan.

Baca Juga

Kepemimpinan Transaksional vs Transformasional

Gapura Chinatown Penanda Persatuan di Atas Keberagaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline