Lihat ke Halaman Asli

M Chozin Amirullah

Blogger partikelir

"Bagi Piring", Inisiatif Menarik Temukan 'Orang Baik' dengan yang Lapar

Diperbarui: 9 Oktober 2021   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokpri

Ini sebuah inisiatif yang bagus banget: mempertemukan orang-orang baik yang ingin membantu dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan saat itu juga. Directly. Saat itu juga.

Bentuknya adalah platform, diberi jargon #SemuaBisaMakan, nama programnya: BagiiPiring. Ya, siapapun yang sedang lapar dan butuh makan, tinggal datang ke Warteg (warung tegal) terdekat, ambil kupon (kartu)-nya, kasihkan ke kasir di warung tersebut maka Anda akan dapat sepiring nasi dengan lauk bebas senilai 15ribu rupiah, tanpa harus bayar. Gratis!

Ilustrasinya begini, misal: siang-terik matahari, ada seorang ojek online, sudah mangkal dari pagi sampe siang belum ada order masuk, uang di kantong tidak ada. Sementara perut kosong- keroncongan dan tenggorokan kering serasa tercekat. Emosi siap meletup kapan saja dalam situasi seperti itu. 

Maka, dia tinggal searching warteg dekat situ, cari warteg yang gabung program #SemuaBisaMakan. Ambil kartu/kupon atau scan barcode dari hp-nya, itu adalah tiket dia senilai 15 ribu untuk pesan makan siang. Tunjukkan kartu atau barcode itu kepada pelayan warung, warung akan dengan sepenuh hati melayaninya, menyiapkan sepiring nasi beserta lauk sesuai request dan segelas minuman. Dalam 15 menit Pak Ojol bisa eksekusi makan siang itu dan keluar warteg dalam kondisi kenyang serta penuh semangat untuk mencari orderan.


Uang untuk bayarnya dari mana? Dari para donatur yang sudah lebih dahulu menaruh sumbangannya pada kartu-kartu tersebut. Ke depan, dan ongoing proses, program ini difasilitasi dengan aplikasi yang memungkinkan penyumbang dan penerima sumbangan, dan termasuk pemilik warteg mendownload dan menggunakan aplikasi ini. 

Penyumbang (orang baik, donatur) menggunakan aplikasi ini untuk menaruh sumbangan, penerima menggunakan ini untuk tiket masuk warteg melalui scan barcode yang ada, dan pemilik warteg menggunakan aplikasi ini untuk mendapatkan panggantian dana atas jumlah porsi nasi yang sudah mereka keluarkan untuk para penerima.

Dan ingat, program ini tidak monopoli. Ini bisa ditiru oleh siapa saja, oleh lembaga mana saja. Silahkan tiru sistemnya, bikin sendiri aplikasi/kartunya, kerahkan sumber dayanya untuk bergabung. []

Baca Juga:

Rumah Komunitas Bambu, ala JJ Rizal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline