Bagi yang tidak berkantong tebal, pergi ke bandara pasti lebih baik menghindari membeli makan. Pasalnya, harga makanan di bandara memang mencekik kantong. Bayangkan saja, untuk segelas minuman bisa di atas 20ribu rupiah. Sebotol air mineral bisa 15ribu rupiah, padahal kalau di luar paling hanya 5000 rupiah.
Mahalnya harga makanan di bandara, kita bisa memahami karena pasti harga sewa space jualan serta pajaknya mahal sekali. Pemilik resto tak mungkin untung jika menjual makanannya harga normal.
Lain pemilik resto, lain kita-kita yang berkantong cekak. Kecuali dibayari kantor, prinsip dasar ekonomi pasti kota terapkan saat makan di luar rumah bukan? Yaitu, pengeluaran sekecil-kecilnya. Lebih baik menghindari makan di bandara dari pada harus merogoh kocek dalam-dalam untuk sebotol minuman atau seporsi makanan.
Tetapi jangan kuatir jika Anda di Terminal 3, di sana disediakan lapak-lapak UKM untuk menjual makanan dengan harga yang berperi-kantongsaku. Segelas minuman harganya masih di bawah 10 ribuan, demikian juga seporsi makanan hitungannya masih belasan ribu.
Untuk sekali duduk makan, paling banter habis 30-50 ribuan lah. Bandingkan dengan jika makan di dalam, satu kali duduk bisa habis ratusan ribu bukan?
Lokasinya di mana? Di sekitar taman lantai ground, tak jauh dari akses pintu masuk ke gedung utama dari arah gedung parkiran. Di pintu masuknya tertera Smmile Center (Small, Micro & Medium Enterprise Incubator) binaan BUMN.
Meja-meja tempat makannya di alam terbuka, sehingga kalau siang pasti akan terasa panas. Tetapi jangan kuatir, meja-mejanya dipayungi dan kanan-kirinya juga banyak pohon. Namanya aja taman, pasti banyak pohon khan. Kalau mau ngadem, ya masuk aja ke gardu lapak penjualnya. Gardu lapak penjualnya ada ac-nya loh. Desainnya juga asyik, kayak terbuat dari kontainer-kontainer kapal gitu.
Pagi ini (Senin, 31/5/2021), sambil menunggu penerbangan Citilink Jakarta-Pangkalpinang saya mencoba makan di lokasi tersebut. Makanannya enak. Tak kalah dengan makanan yang di resto fancy ber-AC di dalam bandara.
Bahkan kalau versi lidah panturaku, rasanya lebih enak karena pasti lebih banyak micin-nya hee. Tapi dari sisi penyajian dan higienis, tak kalah koq. Bahkan makan sambil lihat suasana luar ruang terasa lebih cozy dan santai.
Saya memesan nasi tahu-telor-kecap sama segelas minuman teh, habisnya cuma 26 ribu. Cukup kenyang, dan kembaliannya masih bisa saya buat amal untuk petugas cleaning service di musholla bandara tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H