[caption caption="Beredar isu politisasi kurikulum hoax yang tidak dapat dipertanggung jawabkan."][/caption]
Tiba-tiba tersebar isu mengenai kewajiban bagi sekolah, pengguna K13, semuanya harus kembali ke kurikulum 2006, semester depan ini. Isu tersebut menyebar begitu cepatnya melalui facebook, whatsapp, twitter, dan sebagainya.
Lebih parah lagi, sebaran isu tersebut dibumbui dengan pernyataan yang mengatakan bahwa Menteri akan segera membuat surat edaran ke sekolah-sekolah mengenai hal tersebut.
Anehnya isu tersebut merujuk kepada link berita yang sebenarnya sudah sangat basi karena berita tersebut beredar pada tahun 2014, kebetulan bulannya juga sama November-Desember.
Saya tak ingin tahu siapa orang yang dengan sengaja menyebarkan isu tersebut, tetapi sepertinya ini disengaja, untuk menciptakan kegusaran di kalangan masyarakat terutama para guru di sekolah-sekolah.
Orang-orang yang dengan sengaja menyebarkan isu ini tentunya paham benar, mengenai suasana psikologis guru di indonesia, dan dia memanfaatkan situasi ini mungkin untuk kepentingannya. Kepentingannya bisa keuntungan ekonomi ataupun politik.
Saya hanya ingin memberikan klarifikasi mengenai isu tersebut bahwa berita tersebut itu tidak benar, link berita yang dipakai adalah berita tahun 2014. Namun sengaja link tersebut diviralkan kembali melalui medsos, bahkan ditambahi bumbu-bumbu pengantar.
Masyarakat kita memang belum banyak yang kritis dalam menerima informasi, terutama yang berkembang di sosmed. Begitu membaca postingan link tersebut, tanpa cek tanggalnya, langsung saja diforward ke yang lain.
Yang Terjadi Bagaimana?
Saat ini memang sedang dirancang sebuah kurikulum yang harapannya bisa mewadahi keinginan bersama mengenai pendidikan nasional. Termasuk pendidikan konteks lokal diharapkan akan terwadahi. Prosesnya akan gradual, disusun oleh berbagai pihak dan dilakukan ujicoba terlebih dahulu. Jadi tidak serta-merta dilaksanakan untuk semua melalui pemaksaan kekuasaan
Bersamaan dengan itu bagi sekolah-sekolah yang melaksanakan 2013 tetap jalan dan lainnya kembali ke kurikulum 2006 sampai kurikulum baru tersebut terbentuk.
Patut disayangkan orang yang tidak bertanggung jawab tersebut menyebarkan kembali link berita lama, baik di medsos dan grup wa dengan ditambahi bumbu yang tidak benar, sehingga menimbulkan kegaduhan di kalangan guru.Hal ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa ada orang2-orang yang bermain memanfaatkan isu pendidikan dan jumlah guru yang banyak untuk kepentingan politik sesaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H