Lihat ke Halaman Asli

M Chozin Amirullah

TERVERIFIKASI

Blogger partikelir

Sekelumit Cerita Dapur, Sekolah Aman Asap

Diperbarui: 12 Januari 2016   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Berkacamata tebal, rambut minimalis, tak banyak omong, dan sederhana-apa adanya. Imajinasi kita tentang sosok profesor dalam film kartun yang kutu buku lengkap ada padanya. 

Sementara aku, mendapat peran untuk mewakili sosok birokrat - walaupun birokrat jadi-jadian sebab baru genap setahun ini mengabdi sebagai birokrat pemerintahan. Tentu aku musti bisa memenuhi imajinasi mengenai birokrat yang bercirikan berbaju formal, tampang klimis dan rambut selalu berminyak.  

Tapi untuk urusan kali ini, tak ada perbedaan dalam imaginasi tersebut, karena kami melebur bersama demi sebuah misi di lapangan, misi mengamankan sekolah-sekolah dari asap yang ditugaskan bukan dari orang sembarangan, tetapi dari seorang menteri Pendidikkan dan Kebudayaan! 

Sosok pria yang dicirikan kutu buku tersebut adalah seorang Profesor bernama Zaely Nurachman, dia menempuh program Doktoral dengan desertasi mengenai algae (ganggang), sehingga dia dikenal dengan ahli alga dan sudah khatam mengenai algae dari A sampai Z.  

Lalu apa hubungannya antara Profesor ahli alga tersebut dengan misi mengamankan siswa dari asap? Tak banyak yang tahu, bahwa algae merupakan organisme penyerap mineral nomor wahid di alam raya ini. Saya pun tahu setelah seharian dan semalaman kuliah lapangan dengan beliau.  

Apa hubungannya algae tersebut dengan asap? Yup, teori singkatnya, asap merupakan aerosol, udara yang bercampur dengan mineral yang terangkut dari pembakaran hutan itu. Maka, salah satu cara untuk membuat ruang kelas yang aman asap adalah dengan menaruh algae dalam ruangan kelas agar mineral-mineral yang terangkut dalam asap bisa dimakan oleh algae itu. Lalu algae juga bisa berfotosintesis menghasilnya O2. 

Tapi dengan menaruh algae saja tentu tidak akan cukup, pekatnya asap yang masuk ke ruang kelas, tak mungkin semuanya diserap oleh si algae itu. Oleh karena itu, kita membuat sistem ruang kelas yang bebas asap. 

Padahal perintah Mendikbud jelas: sistem yang sederhana, tidak perlu alat canggih serta mahal, bisa dilakukan oleh siapa saja, dan tentunya efeknya harus mampu mengurangi secara signifikan kepekatan asap dalam ruangan.  

Tapi memang yang namanya profesor, otaknya tentu encer. Keluarlah ide menggunakan dakron. Iya, dakron - kain kassa yang biasan digunakan untuk saringan pada aerator akuarium.

Beliau memasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ataupun jendela ruangan. Prinsip tak ada lagi lubang terbuka yang memungkinkan si asap masuk dengan bebas. Semua lubang harus ditutup dengan dakron, sehingga udara yang masuk tersaring olehnya.

"Syaratnya, kapasnya harus dibasahi. Gunanya basah, agar partikel-partikel asap yang melewati dakron tertangkap air dan menempel pada pada dinding pori-porinya", terang profesor di ITB itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline