Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nurcholis

Terus mencari

Masih Muda Punya Usaha Sendiri, Kenapa Tidak?

Diperbarui: 7 Desember 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: lovepik

Bolak-balik dari rumah ke pasar sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Arya. Di saat sebagian besar pemuda lebih gemar dan suka pergi ke mal, baik untuk belanja atau sekadar jalan-jalan saja, Arya justru lebih sering mengunjungi pasar tradisional.

Tentu yang ditemui bukan sepatu, tas, baju dan berbagai barang yang biasanya berjejer di mal. Yang Arya tuju di pasar adalah bahan-bahan pokok makanan.

Pergi ke pasar sebenarnya bukan karena kesukaannya. Baginya, suka tidak suka ke pasar adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan dalam menjalankan usahanya. Arya memang memilih terjun di dunia perdagangan.

Dia memiliki sebuah warung makan yang meskipun sederhana, tapi selalu dirawat dan dikelolanya dengan baik.

Di saat sebagian besar pemuda seumurannya memilih bekerja di sebuah pabrik atau kantor, pilihan Arya terbilang sangat langka.

Setelah tiga tahun bekerja di sebuah pabrik, saat usianya baru 21 tahun dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya itu untuk terjun di lapangan kerja yang berbeda sama sekali dari sebelumnya.

Keputusan itu bisa dibilang sangat radikal. Mengingat ketika kerja di pabrik plastik, penghasilannya terbilang lumayan. Sisa gajian bulanannya masih ada yang bisa ditabung.

Sedangkan pilihan Arya berikutnya, membuka usaha perdagangan sendiri yang dimulai dari nol, tentu belum bisa dipastikan berapa penghasilan per bulannya. Bahkan tidak rugi saja sudah bisa dibilang bagus. Ya namanya baru pemula.

Tapi ternyata Arya memiliki pertimbangan yang berbeda. "Nggak masalah penghasilan saya nanti jauh lebih kecil dibanding saat kerja di pabrik, yang penting nanti saya bisa bekerja tanpa harus diberi tekanan pihak lain. Saya akan menjadi mandiri dengan bertanggung jawab atas pilihan sendiri," begitu katanya suatu saat.

Baginya kerja di pabrik memang enak, penghasilan terjamin, tidak usah banyak tingkah asal waktunya kerja ya kerja. Tapi dia merasa susah mengembangkan diri di situ.

Arya masih muda, jalan dia ke depan masih panjang, masa iya mau terus-terusan menjalani aktivitas itu tanpa dia bebas dan leluasa mengerahkan segala kemampuannya berdasarkan pilihannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline