Bagi warga daerah puncak masih menjadi favorite tujuan wisata, hal tersebut terbukti pada hari hari libur daerah ini dikunjungi oleh warga jakarta dan daerah lainnya sehingga kemacetan sudah menjadi menu rutin.
Didaerah ini kaum elite memiliki villa peristirahatan yang sangat mewah demikian juga kompleks peristirahatan dibangun menjamur sehingga mengalahkan kepentingan resapan air, iklim yang sejuk menarik pemilik modal untuk berinvestasi, namun sarana jalan yang ada sejak dahulu sampai sekarang tidak berubah, sehingga kemacetan sudah merupakan keseharian terutama pada akhir pekan dan hari libur.
Kelihatannya seperti tidak ada upaya pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan atau membangun sarana jalan baru untuk mengatasi kemacetan dan mengembangkan pariwisata didaerah ini, upaya yang ada sekedar buka tutup arah lalu litas yang sering hasilnya tetap tidak mengatasi masalah, itulah hasil kerja polisi sendirian yang tidak didukung instansi pemerintah lainnya.
Alasan klasik mungkin tidak adanya dana sehingga pemerintah tidak melakukan penambahan sarana jalan didaerah wisata tersebut, padahal masih ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dengan menggandeng swasta untuk membangaun sarana tersebut seperti dengan membuat daerah wisata disekitar puncak yang mirip di genting DI Malaysia yang dibangun swasta dan melengkapi sarana jalan yang sekaligus untuk mengatasi kemacetan jalur puncak. semoga tulisan singkat ini menggugah para pemimpin untuk bekerja secara brilian untuk memenuhi kepuasan para pemilihnya ketika pemilu, baik pemilu nasional maupun pilkada, saat ini tidak diperlukan pemimpin yang sekedar pintar tapi lebih dari itu " BRILIAN" so what gitu loh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H